Ulama dan Tokoh Sumatera Barat

Foto Harian Singgalang
×

Ulama dan Tokoh Sumatera Barat

Bagikan opini

Di sementara di sekretriat Pemda dibentuk Biro Rantau untuk mengurus kolaborasi dan sinergi ranah dan rantau guna kemajuan Sumatera Barat.Saya tak tahu, apakah semua itu kini masih ada? Atau hilang setelah saya pergi.

Suatu hal yang barangkali menjadi pemahaman banyak orang, bahwa pembangunan sumberdaya manusia, adalah kegiatan berkelanjutan dan tak pernah berhenti.Karena itu program-program pembangunan yang terkait itu juga harus berkelanjutan dan makin meningkat. Dievaluasi dan terus disempurnakan bila ada kekurangannya, dan ditingkatkan bila dinilai sudah baik atau on the track.

Pemimpin bisa berganti karena waktunya. Tapi, sesuatu yang baik harus berlanjut. Apa jaminan keberlanjutan itu? Adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang harus dikawal oleh rakyat melalui wakilnya.Bila harus berterus terang, menurut saya lahirnya tokoh-tokoh hebat dari Minangkabau bukan karena pemerintahnya.

Tapi, atas kesadaran masyarakatnya yang sangat tinggi akan pendidikan semenjak dahulu.Kakek-nenek kita dulu luar biasa hebatnya. Merekalah yang melahirka Bung Hatta, Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, Mr. Muhammad Yamin, Mohammad Natsir, Tan Malaka, Mr. Asaat, Buya Hamka, Sutan Mohamad Rasyid, Imam Bonjol, Inyaiak Canduang, Inyiak Parabek, Inyiak Jao, Rahmah El-Yunusiah, Rasuna Said, dan Prof. Dr. Zakiah Darajat (doktor wanita pertama Indonesia tamatan Mesir). Atau para sastrawan dan budayawan besar seperti Marah Rusli, Chairil Anwar, Usmar Ismail, Asrul Sani, Rosihan Anwar, dan lain-lain.

Juga para pengusaha besar seperti Rahman Tamin, Hasyim Ning, Abdul Latief, hingga generasi Santi Soedarpo dan Nurhayati Subakat yang merupakan produsen kosmetik halal terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara.Banyak lagi tokoh lainnya yang tak mungkin disebutkan satu persatu karena demikian banyaknya orang orang hebat dari generas ke generasi dari ranah Minang yang permai dari dulu hingga kini.

Sebagian besar mereka bahkan sudah lahir dan eksis ketika belum ada Pemerintah Daerah, DPRD atau perguruan tinggi di Sumbar.Semua tokoh dan orang-orang hebat itu, dari dulu hingga kini, mudah mudahan nanti akan kita jumpai nama dan siapa mereka dalam buku “1001 Tokoh Minang” yang saya dengar sekarang sedang disusun oleh sebuah tim yang dipimpin oleh wartawan senior, penulis dan pemerhati sejarah Hasril Chaniago.

Lalu, jika kini Sumatera Barat/Minangkabau dianggap makin sedikit melahirkan ulama dan tokoh hebat masional, sebaiknya kita tak perlu membela diri.Tetapi, perlu menjadi renungan bagi kita semua, apakah masyarakat Minang kini tak sehebat kakek-nenek kita yang minim sekolah tapi punya pandangan dan visi jauh ke depan melampaui kita yang hidup sekarang dan berpendidikan?

Tentu tak elok jika kita hanya menyebut-nyebut kehebatan tokoh masa lalu yang kita tak sedikitpun berjasa atasnya, tetapi kita lalai memikirkan putra-putri masa depan Minang yang hebat pula sebagai legasi kita untuk Minang mendatang.Kehebatan masa depan itu tentu bisa makin dapat diraih bila kehadiran Pemerintah daerah ikut mendorongnya.

Biarlah politik berjalan dengan nafasnya sendiri, tapi atas nama negeri yang "samalu sahino", atau atas nama "malu yang tak bisa dibagi", bersatu jugalah kita demi kemajuan dan kebaikan masyarakat, daerah dan ranah yang kita cintai ini.(*)

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini