PADANG - Hari ini, Senin (28/11) akan diselenggarkan dialog sastera 'membaca AA Navis' di teater kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.Siapa yang tak kenal AA Navis, sastrawan besar Indonesia asal Ranah Minang, putra Padang Panjang. Namanya paling dikenal melalui cerita pendek 'Robohnya Surau Kami'.
Walaupun sastrawan besar ini telah wafat pada tahun 2003 lalu, namanya tetap harum dikenal melalui karya-karyanya yang abadi. Ia telah menulis banyak karya, mulai dari cerita pendek, cerita rakyat, puisi, novel, esai, karya non fiksi hingga otobiografi.Sepanjang hidupnya, ia bukan hanya berkarya sebagai sastrawan dan penulis, AA. Navis juga seorang pengajar, akademisi dan jurnalis. Ia juga pernah duduk sebagai anggota dewan di DPRD Sumatera Barat.
Nanti, di acara dialog sastera 'membaca AA. Navis' ini, karya-karyanya akan dibaca kembali, dinikmati kesasteraannya dan didiskusikan.Sederet nama akan menjadi pengisi dialog sastera tersebut, ada Dhenok Kristianti (penyair dan guru sastera), Kusen Ali (Ketua Yayasan Umar Kayam), David Krisna Alka (peneliti senior Yayasan Syafii Ma'arif), Sheiful Yazan Tuanku Mangkudun (dosen UIN IB).
Cucu AA Navis yang juga dosen UNJ, Mayang Puti Seruni akan pula membacakan puisi.Dalam dialog sastera itu, tokoh Sumbar, Basril Djabar ikut pula mengisi acara dengan membacakan 'In Memoriam'.
Sastrawan senior Jose Rizal Banua akan membacakan salah satu cerpen AA. Navis berjudul 'Jodoh'. Lalu, apa saja rangkaian acara dialog sastera tersebut? Selain pembacaan cerpen, puisi, in memoriam, tentu akan dilaksanakan serangkaian diksusi.Ada diskusi tentang Minangkabau dan AA Navis, tokoh-tokoh dalam karya AA Navis. Lalu, diskusi karya-karya AA Navis dalam khasanah kesusteraan dan persoalan kehidupan sosial budaya bangsa serta karya-karya AA Navis dalam perkembangan kehidupan beragama dan berbangsa dari masa ke masa serta beberapa agenda lainnya.
Biografi AA NavisAA Navis bernama lengkap Ali Akbar Navis. Ia lahir di Kampung Jawa, Padangpanjang pada 17 November 1924. Pada 1946 ia menyelesaikan studi di Ruang Pendidik Institut Nasional Syafei (INS) di Kayutanam.Selepas sekolah, AA Navis pernah bekerja sebagai seorang pegawai pada sebuah pabrik porselen di Padang Panjang, kota kelahirannya.Ia kemudian menjadi seorang pegawai negeri. Dari tahun 1952 hingga 1955, ia merupakan Kepala Bagian Kesenian pada Jawatan Kebudayaan Sumatra Tengah, berkedudukan di Bukittinggi.
Pada awal karirnya, Navis aktif di dunia jurnalistik. Ia juga pernah memimpin harian Semangat sebagai pemimpin redaksi dari tahun 1971 hingga 1972. Dari tahun 1950 hingga 1958, ia juga pernah berperan sebagai penasihat ahli untuk RRI Studio Bukittinggi. Terakhir, ia bekerja sebagai manajer umum bagi percetakan Singgalang dari tahun 1982 hingga 1984.Selain itu, Navis aktif pula sebagai seorang pengajar dan akademisi. Ia tercatat pernah mengajar sebagai guru gambar di Sekolah Kepanduan Putri Bukittinggi pada Tahun 1955 hingga 1958. Pernah pula menjadi dosen luar biasa pada Akademi Seni Karawitan Indonesia (kini Institut Seni Indonesia) Padang Panjang dan Fakultas Sastra (kini Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Andalas. Dari tahun 1972 hingga 1982, AA. Navis duduk sebagai anggota DPRD Sumatera Barat. (401/*)