Sebuah pesawat melintas di langit malam Kota Padang. Elok dijangkau, tapi tidak. Pesawat akan mendarat di BIM, isinya perantau. Selamat datang dunsanak.Tadi, sehabis berbuka saya tiba di The Atmosphiere, lantai paling atas Santika Hotel, Padang, Rabu (19/4). Ini Jalan A Yani, sebuah ruas pendek namun penting. Lalulintas ramai terlihat.
Kota kita dilihat dari ketinggian memang menakjubkan. Saya sedang di hadapan meja putih dengan cahaya lilin yang digoyang angin. Ini lilin berbaterai. Temaram. Sebuah lampu warna putih, yang bisa dipencet-pencet diantar ke meja oleh pelayan. Ketika itulah saya memandang sekujur Padang arah timur kalah malam.Rumah warga bercampur-baur
dengan kantor, yang tiapnya punya kisah. Penghuninya mungkin sedang ke masjid atau lesehan.Sky Lounge yang berada di antara dua tower hotel ini jadi titik yang menarik untuk foto. Saya tak melihat ada yang mengarahkan kameranya ke langit yang sedang jernih.Di bawah langit berbintang di lantai 10 ini ditata 20 meja dengan dua atau empat kursi. Sebelahnya ada ruangan terbuka beratap dan di sana minuman dipesan. Sebalik pintu kaca ada ruangan AC nan sejuk. Dari sana leluasa memandang kota arah selatan.Ada pertemuan kecil di sini membahas banyak hal, antara lain, “bilo wak rayo ko?”
Kapan raya? Jumat atau Sabtu? Terserah yang penting hati yang riang adalah obat. *