Fenomena Ranah Berlumur Rumor

Foto Harian Singgalang
×

Fenomena Ranah Berlumur Rumor

Bagikan opini

Dalam tulisan ini saya tidak mau menyimpulkan bahwa rumor benar-benar telah membudaya di Ranah Minang.Tetapi, saya berharap ada peneliti atau akademisi yang mau mengambil inisiatif melakukan penelitian mengenai budaya rumor di Ranah Minang. Beberapa fakta yang akan saya kemukakan mungkin bisa dijadikan fenomena sebagai tahap awal untuk titik total penelitian.

Mengkaji dengan serius fenomena budaya rumor ini menjadi lebih penting dari potensi penyakit sosial lainnya, karena fenomena ini sepertinya sudah melekat pada diri para elite dan kaum terdidik di Ranah Minang.Fenomena budaya rumor bukan hanya suasana yang sesekali terdengar di kedai kopi di sudut nagari dan di kalangan masyarakat bawah, tetapi sering terdengar dari mulut mereka yang berstatus tokoh, orang terdidik bahkan oknum tokoh agama.

Baca juga: Menteri Baru

Saya ingin menunjukkan dua saja dari sejumlah pengalaman yang saya punya.Pertama, soal rumor bahwa saya membangun Kawasan Wisagta Mandeh karena saya membangun kampung asal saya, Pesisir Selatan. Kedua, ini bukan sekedar rumor, tetapi fitnah ketika saya di-reshuffle dari posisi Menteri PPN/Kepada Bappenas RI tahun 2015.

Kasus pertama penting saya angkat karena hingga saat ini, persisnya di Hari Raya Idul Fitri kemarin, saya masih mendengar langsung dari seorang tokoh pengusaha sekaligus seorang munfiqin yang telah membangun sebuah masjid indah di Sumbar, yang bersilaturrahmi ke rumah saya di Padang.Ketika sampai pada perbincangan tentang kampung asal, beliau langsung mengungkapkan, “Oh, saya kira Pak Andrinof orang Pesisir Selatan”. Inilah pernyataan yang kesekian kalinya saya dengar.

Sebelumnya, saya pernah mendengar dari beberapa pejabat Aselon 2 di provinsi dan beberapa kabupaten, walaupun saya sudah beberapa kali dalam lima tahun terakhir di beberapa kesempatan pertemuan saya menjelaskan kampung asal ibu saya dan ayah saya.Saya katakan, “Kampung asal (ibu) saya, Sumpu, Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar. Ayah saya dari Nagari Kasiak-Koto Sani, Sumani, Solok”. Jelas, saya menggerakkan pembangunan Kawasan Wisata Mandeh bukan karena sedang membangun kampung asal saya.

Sayangnya, anggapan bahwa saya menggerakkan pembangunan Kawasan Wisata Mandeh dan mendatangkan Presiden Jokowi ke Kawasan Mandeh pada 10 Oktober tahun 2015 sehingga dapat proyek pembangunan jalan sepanjang 43 kilometer, telah dirumorkan dengan kencang bahwa saya melakukan itu karena saya membangun kampung asal saya.Saya yakin, hingga saat ini masih ada sejumlah orang yang pernah mendengar rumor ini tetapi belum pernah mendengar klarifikasi dari saya.

Dari pengelaman terakhir bertemu pengusaha dan munfiqin di hari Hara Raya Idul Fitri kemarin itu, tentu masih banyak orang penting yang menelan konten rumor tersebut.Tidak bisa saya ingkari bahwa saya amat jengkel dengan pengerdilan misi saya membangun Kawasan Mandeh seperti yang dirumorkan itu. Dengan sikap perilaku seperti itu, jelas sekaligus mereka tidak peduli dengan dasar gagasan saya menggerakkan Kawasan Mandeh sebagai tindakan strategis untuk menggerakkan pariwisata Sumbar.

Mereka tidak peduli akan hasilnya yang sedikit banyak telah meningkat PAD di Kota Padang dari kenaikan tingkat hunian hotel dan kunjungan ke restoran-restoran karena wisatawan dari Riau, Jambi dan Jakarta yang ingin melihat Mandeh.Mereka tidak berusaha menangkap pembelajaran yang ingin saya sampaikan bahwa untuk mengubah sebuah potensi bagus menjadi hasil kongkrit perlu istiqomah dan gigih memperjuangkannya.

Kasus kedua lebih hebat lagi.Kelas rumornya sudah berisi fitnah keji. Ketika saya di-reshuffle dari Kabinet Bersama 4 menteri lain pada bulan Agustus 2015, tentu beragam komentar yang muncul.

Dari yang sedih, menyayangkan dan kecewa dengan keputusan Presiden Jokowi hingga yang bersorak gembira di medsos. Di sebuah milis komunitas rantau, ketika itu, saya menyimak juga beragam pandangan dan spekulasi.Tetapi, tiba-tiba seorang anggota milis yang juga seorang ASN di sebuah kapubaten dengan enteng memposting bahwa dia membaca di grup milis pegawai sebuah Pemda bahwa saya dipecat karena saya korupsi proyek.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini