Kaliandra Merah, Harapan Energi Terbarukan Masa Depan

Foto Harian Singgalang
×

Kaliandra Merah, Harapan Energi Terbarukan Masa Depan

Bagikan opini

Potensi lainnya, sebut Auzia, adalah ranting kaliandra merah yang bisa dijadikan sebagai wood pellet yang merupakan komoditas ekspor ke negara empat musim. Karena, wood pellet ini merupakan kebutuhan rumah tangga yang kegunaanya sebagai sumber energi penghangat tubuh bagi masyarakat yang berada di negara empat musim tersebut."Kalau pemanfaatannya sampai ke ranting, bunga dan daun, maka tidak akan ada lagi bagian dari kaliandra yang tidak bisa dimanfaatkan. Untuk kayunya, bisa dijual ke Semen Padang sebagai bahan bakar alternatif yang dapat mensubstitusi bahan bakar batubara, bunganya untuk konsumsi madu, daunnya sebagai pakan ternak, dan rantingnya untuk dijadikan wood pellet," ujarnya.

Selain bermanfaat bagi industri, Auzia pun juga mengatakan bahwa kayu kaliandra juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi, kalau nantinya sudah ada kompor modern yang bisa memanfaatkan kayu kaliandra untuk memasak. Tentunya, masyarakat tidak perlu lagi menggunakan gas."Dari testimoni masyarakat di Sungaipua dan Matur, mereka menyebut bahwa mereka telah memanfaatkan kayu kaliandra untuk memproduksi gula tebu. Kata mereka, kalau pakai kayu kaliandra, apinya kuat dan asapnya minim. Apalagi, kalau kadar air kayunya kering, tentu pembakarannya semakin sempurna, dan asapnya juga semakin minim," ungkapnya.

Oleh sebab itu, Auzia mewakili PPNP juga mengajak agar masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar perhutanan sosial atau pun kelompok tani yang ada di Sumbar untuk dapat memanfaatkan kaliandra dalam meningkatkan ekonomi. Apalagi, pemanfaatan kaliandra juga ditopang oleh kebutuhan PT Semen Padang terhadap kayu kaliandra dalam jumlah yang sangat besar.Hal itu, dibuktikan dengan adanya kerjasama antara PT Semen Padang PPNP. Dimana, dalam kerjasama ini PT Semen Padang membutuhkan sekitar 100 juta bibit kaliandra untuk ditanam di lahan-lahan masyarakat, atau di sekitar perhutanan sosial. Kemudian jika sudah waktunya untuk dipanen, PT Semen Padang siap untuk membeli kayu kaliandra dari masyarakat.

Di samping itu, memanfaatkan kaliandra juga dapat membangun kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Misalnya, terhadap kerusakan hutan akibat penebangan hutan secara liar. Menurut Auzia, jika produksi kaliandra sudah bberjalan maka masyarakat, terutrama yang tinggal di sekitar perhutanan sosial, tidak akan berpikir lagi untuk melakukan penebangan hutan secara liar. Apalagi, kalau masyarakat itu sendiri punya lahan kaliandra."Anggaplah lahan masyarakat itu disebut sebagai kebun kaliandra, tentu masyarakat akan memanfaatkan kebun kaliandranya untuk beberapa usaha turunan kaliandra yang kalau tidak dikembangkan, maka masyarakat tersebut akan menjadi rugi. Makanya, kami dari PPNP juga sepakat dengan Semen Padang untuk memberdayakan masyarakat sekitar hutan dalam memanfaatkan kaliandra," katanya.

Auzia juga menyampaikan pola penanaman kaliandra. Untuk penanaman Kaliandra, dapat dilakukan dengan jarak tanam 1x2 meter hingga 1x1 meter paling rapat. Untuk masa panen perdananya, dilakukan pada usia kaliandra 8-10 bulan. Sedangkan umur produksinya sampai 10 tahun, bahkan lebih. "Artinya, dalam usia 10 tahun tersebut, masyarakat bisa panen kayu kaliandra setidaknya sekitar 15 kali," ujarnya.Untuk puncak produksinya, tambah Auzia, pada umumnya di usia 5-7 tahun dengan jumlah produksi 35-50 ton/ha. Sedangkan untuk panen perdana setelah ditanam, estimasi produksi terendahnya sekitar 15 ton/ha, tergantung faktor kesuburan tanahnya. "Kalau kesuburan tanahnya sangat bagus, maka jumlah produksinya bisa lebih dari 15 ton/ha," pungkas Auzia.(yose)

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini