Membesoek Pelukis Terkenal Hardi yang Mengidap Penyakit Radang Meningitis

Foto Harian Singgalang
×

Membesoek Pelukis Terkenal Hardi yang Mengidap Penyakit Radang Meningitis

Bagikan opini

Nama Oriana untuk putri sulungnya diambil Hardi dari nama wartawan Italia terkenal di tahun 1960-80 an, Oriana Fallaci. Kelak, Oriana memang menjadi wartawan di group Kompas.Hardi dianugerahi tiga anak dan empat cucu. Putri keduanya,bernama Mahachakri, diambil dari Princess Maha Chakri Sirindhorn Thailand. Sedangkan anak bungsunya, dia beri nama Jibril. Nama itu diambil dari nama Malaikat.

Terlahir dengan nama R. Soehardi pada 26 Mei 1951, Ia salah satu pelukis aliran ekspresionis yang terkenal dengan berbagai aktivis lintas seni dan kebudayaan di Indonesia.Dia mengawali kariernya tahun 1970 di Ubud, Bali. Ia melukis bersama W. Hardja, Anton Huang, kemudian kuliah di Akademi Seni Rupa Surabaya.

Tahun 1971 - 1974 Hardi kuliah di STSRI ASRI Yogyakarta, berlanjut tahun 1975 - 1977 kuliah di De Jan Van EYC Academie di Maastricht, Belanda. Dalam bidang senirupa Hardi berguru kepada Daryono, Fadjar Sidik, Widayat, Prof. Hans Seur, Prof. Pieter De Fesche, Nyoman Gunarsa, dan Drs. Sudarmadji.Pada tahun 1979 namanya melejit diulas banyak media. Dalam pameran Seni Rupa Baru tahun itu sebuah lukisan bertuliskan "Presiden RI th 2001 Suhardi", menampilkan potret dirinya berseragam tentara, menarik perhatian banyak kalangan. Tahun 1980, Karya itu kembali ditampilkan dalam pameran seni Forum Pelukis Muda Indonesia di Taman Ismail Marzuki. Karena lukisan itu, Hardi ditangkap penguasa militer dengan tuduhan makar. Lukisan itu dianggap menantang hegemoni Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. Beruntung tidak sampai dipendam lama dalam tahanan. Hardi kemudian dibebaskan atas permintaan Wakil Presiden Adam Malik, tiga hari setelah ditangkap.

Hardi berpembawaan terbuka dan blak-blakan, kadang meledak-ledak. Seorang kolektor dan pengamat karyanya menandai perubahan karya lukis Hardi di era 1970 - 1980an yang banyak mengekspos masalah sosial dan menjadi pencetus Gerakan Seni Rupa Baru yang fenomenal, melahirkan karya-karya yang teduh, meski tetap dengan sapuan yang galak.Sebelum pamit, saya mendoakan semoga Hardi segera sembuh, pulih seperti sediakala dengan ide - ide brilian yang dituangkan dalam lukisan- lukisannya. Hardi kembali merespons dengan senyum.

Indonesia akan kesepian tanpa Hardi, kata saya lagi. Semoga itu tertanam dalam memori Hardi yang akan diulas belakangan, mungkin sebentar malam, seperti kata Oriana.(*)

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini