"O ya sudah, mungkin lain waktu kita pesan dulu," ujar Teddy.
Di seberang jalan kami melihat gerbang Lapangan Tiananmen. Disana juga sudah berjubel puluhan ribu orang.
"Kita kesana aja," kata Teddy. Tak semudah itu juga rupanya menyeberang. Kami harus masuk lagi ke stasiun bawah tanah untuk menyeberang.
Begitu keluar, kami memcoba berjalan ke Gerbang Tiananmen sekitar 500 meter dari pintu keluar stasiun.
Setengah jalan saya lihat pemeriksaan lagi. Sama seperti di museum pengunjung lokal memperlihatkan ID card mereka.
"Ini kayaknya sama seperti museum, kita harus reservasi dulu nampaknya," kata saya. Rupanya benar. Ada papan pengumuman "Please Show Your Appoinment".
Begitu rupanya. Harus reservasi dulu untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata di Beijing. Mungkin karena saking banyaknya pengunjung, pengelola memastikan kapasitas orang yang memasukinya tidak terlalu padat.
Akhirnya kami pun tak jadi masuk museum atau ke Lapangan Tiananmen dan Forbidden City. Kami pun balik kanan kembali ke apartemen. (*)
