Kritik Edukatif : Uang Japuik di Piaman, Adat atau 'Uruf?

Foto Harian Singgalang
×

Kritik Edukatif : Uang Japuik di Piaman, Adat atau 'Uruf?

Bagikan opini

sangat berharga pada waktu itu.Dominasi Portugis di kawasan tersebut tidak berlangsung lama. Pada abad ke-17, kekuasaan mereka mulai tergeser oleh kekuatan-kekuatan Eropa lainnya seperti Belanda dan Inggris. Belanda akhirnya merebut kekuasaan dari Portugis di Malaka pada tahun 1641, sementara Portugis tetap mempertahankan kekuasaan mereka di beberapa pos perdagangan di pantai barat Sumatera.

Secara keseluruhan, masuknya Portugis di pantai barat Sumatera membawa perubahan besar dalam sejarah perdagangan dan kekuasaan di kawasan tersebut. Pengaruh mereka berdampak pada jalur perdagangan rempah-rempah dan hubungan politik dengan kerajaan-kerajaan setempat.Jejak dan pengaruh ekonomi global yang lebih awal telah membentuk karakter, sikap, kakobeh, gaya dan pilihan pekerjaan orang Piaman menjadi pengusaha, dan pedagang di berbagai belahan dunia.

Satu keunikan masyarakat Piaman pindah, imigrasi atau merantau sehingga menjadi tagline budaya, urang Piaman itu, BIJAK DI RANTAU, PAGUNO DI RANTAU, sebagai pengejawantahan dari filosofi DI MANA BUMI DI PIJAK DI SINAN LANGIK DI JUJUNG.

MENCERMATI GENGSI ADAT

Satu di antara kebutuhan hidup bersama adalah kehidupan berbudaya. Budaya itu menjadi nilai, harga diri dan puncaknya melahirkan gengsi budaya. Gengsi budaya merujuk pada reputasi atau status sosialyang diberikan oleh masyarakat terkait dengan nilai-nilai budaya tertentu. Gengsi budaya dapat muncul ketika seseorang atau kelompok memiliki pengetahuan, keahlian, atau pemahaman yang dianggap tinggi dalam budaya tertentu.

Gengsi tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan dan keahlian dalam seni, musik, atau kesenian tradisional suatu negara, tetapi juga mencakup adat istiadat, norma sosial, bahasa, dan tata krama.Banyak masyarakat yang menganggap memiliki gengsi budaya sebagai suatu prestise atau hal yang membanggakan, karena menunjukkan bahwa mereka telah melestarikan dan mewarisi nilai-nilai budaya yang kaya dan beragam.

Gengsi budaya dapat mempengaruhi cara seseorang atau kelompok dipandang oleh masyarakat, dan juga dapat memberikan pengaruh dalam interaksi sosial dankesempatan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, pekerjaan, atau kesempatan bergaul dengan orang-orang tertentu.

Penting untuk diingat bahwa gengsi budaya juga bisa menjadi alat pemisah atau eksklusif, di mana mereka yang tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman tertentu dalam budaya tersebut mungkin merasa dianggap rendah atau diabaikan oleh masyarakat yang lebih menghargai budaya tersebut.Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan inklusi dan apresiasi terhadap berbagai budaya, sehingga semua orang memiliki kesempatan untuk belajar, menghormati, dan menghargai keberagaman budaya yang ada.

Maknanya bahwa kehebohan medsos, viral, pro dan kontra tentang budaya satu komunitas, seperti uang japutan di Piaman laweh mestinya dapat dipahami, dimengerti dan dihargai sebagai budaya yang core dan subtansinya hanya dikatahui pemangku budaya itu sendiri."Uang japuik ada hubungannya pengakuan terhadap strata adat dan status sosial Sidi, Sutan, Bagindo dan, Uwo atau Marah. Uang

japuik berupa barang misalnya emas, dan dikembalikan orang tua laki-laki ketika hari pertama pengantin perempuan datang pertama kali ke rumah mertua, disebut "aleh jalang".Uang hilang awalnya kesepakatan dua orang tua calon pengantin laki-laki dengan orang tua calon perempuan untuk memperkuat usaha dagang calon menantunya. Sebab, aslinya konstruksi kecendrungan ekonomi, budaya dan sosial orang Piaman adalah berdagang, atau mangaleh.

Patut diingatkan bahwa uang japuik dan uang hilang ada yang sudah bias, berubah dan berkembang menjadi transaksi dan gengsi sosial sesuai pangkat kedudukan.Dalam pernikahan untuk sahnya secara hukum Islam yang diperlukan terpenuhi rukun, syarat dan kaifiatnya. Yang ada hubungan dengan transaksi keuangan hanyalah mahar atau mas kawin. Akan tetapi etik, adat dan budayanya berbeda, sesuai 'uruf. Abdul-Karim Zaidan, menjelaskan istilah 'uruf berarti sesuatu yang tidak asing lagi bagi satu masyarakat karena telah menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perbuatan ataupun perkataan yang di dalamnya ada nilai baik.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini