Sumbar, Tali Timbo Singkek

Foto Khairul Jasmi
×

Sumbar, Tali Timbo Singkek

Bagikan opini

Sumatera Barat belakangan ini bagaikan hiruk pikuk dalam keheningan. Di tengah hiruk pikuk politik dan elit, rakyat pun tak luput dari berbagai persoalan.

Salah satu yang paling mencolok adalah kondisi infrastruktur, khususnya jalan. Tujuh jalan pintu masuk ke Tanah Datar yang rusak parah menjadi sorotan utama.

Keluhan demi keluhan terus berdatangan, bukan sebagai kritik, melainkan laporan pandangan mata. Kabar baiknya, konon jalan-jalan tersebut akan diperbaiki tahun ini.

Kita tunggu saja realisasinya.

Di tengah hiruk pikuk ini, ironisnya, sebagian besar masyarakat hidup dalam keangkuhan spiritual di tengah kota dan desa yang semakin lusuh, meskipun ada beberapa yang berkilau. Politisi Sumbar, Masful, pernah mengomentari, "Sumbar telah menjadi halaman belakang dari Sumatera yang menggeliat.

Apalagi oleh Riau." Kita, tanpa sadar, mempermalukan generasi muda yang disekolahkan tinggi-tinggi namun mewarisi daerah yang lusuh.

Dr Abdullah Khusairi dari UIN Imam Bonjol pun menambahkan, "Kota-kota kecil kita sudah lusuh."

Takdir yang dibuat sendiri seakan menahan kemajuan Sumatera Barat, menyeretnya ke wilayah yang sepi di luar hiruk pikuk internalnya, seperti yang pernah ditulis Prof Taufik Abdullah. Kita terjebak dalam siklus diskusi tanpa solusi.

Berbicara tentang sampah, pendidikan, pengangguran, masjid yang banyak, rakyat miskin, dan ekonomi yang stagnan, tanpa tindakan nyata. Jalan rusak, tol yang tak kunjung selesai, dan kereta api ke darek yang menjadi monumen, semua menjadi bukti kebuntuan ini.

Bahkan, mengutip wartawan Hendra Makmur, banyak pemimpin yang "tali timbonya singkek" (tali timbangan yang pendek), sementara sumur permasalahan semakin dalam.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Ganefri
Terkini