Jangan Biarkan Nagari Hancur, Wahai Pemerintah yang "Akan ke Akan Saja"

Foto Khairul Jasmi
×

Jangan Biarkan Nagari Hancur, Wahai Pemerintah yang "Akan ke Akan Saja"

Bagikan opini
Ilustrasi Jangan Biarkan Nagari Hancur, Wahai Pemerintah yang "Akan ke Akan Saja"

Tata Nagari

Tidak itu, melainkan diperlukan ke depan "tata nagari," walau tata kota saja belum beres-beres.

"Tata nagari," penting untuk semua nagari di Sumbar. Bukan untuk wilayah rawan bencana saja, tapi juga nagari aman lainnya.

Sekarang jika terjadi kebakaran dalam nagari, saya rasa damkar sulit masuk ke pemukiman. Sudahlah sulit, damkar sering telat.

Selain itu, rumah baru terus bertambah, tumpang tindih. Rumah lama dan baru, sudah punya kamar mandi, wc. Saluran pembuangannya, tidak ada. Nagari akan busuk. Pertengkaran telah dan akan terus terjadi karena hal itu.

Maka mana nagari yang bisa "diselamatkan," mesti segera dirancang "tata nagari." Atau sama-sama kita lihat saja 10 tahun ke depan, masalah akan banyak. Aset tradisional "harta pusako tinggi" saja banyak yang disengketakan.

Sejauh itu, nagari sebenarnya belum diurus dengan pendekatan kearifan lokal, tradisi, budaya dan pengetahuan modern. Yang ada membangun apa saja yang bisa dibangun.

ABS SBK

Filsafat hidup ABS SBK, yang nyaris tak dipraktikkan itu, selalu dikaitkan dengan perangai, moral dan kehidupan kolektif. Semestinya dipertajam pada sisi "tata nagari." Dengan demikian pengetahuan modern akan dipandu oleh agama dan adat dalam membangun satu pemukiman komunal. Misal? Itu tadi saluran pembanguan atau aie palimbahan, yang ada sekarang di belakang rumah, sama-sekali tak sesuai ABS SBK.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini