Sumbar Hari Ini

Foto Reido Deskumar
×

Sumbar Hari Ini

Bagikan opini
Ilustrasi Sumbar Hari Ini

Hal Kedua, yang dibahas adalah minim investasi. PascaSupreme Energy,tak ada lagi investasi besar yang masuk ke Sumbar. Untuk mengungkit ekonomi, Sumbar sangat membutuhkan investasi. Investasi memang dibutuhkan, tapi dari kacamata mana kita melihatnya, apakah investasi dalam bentuk pabrik-pabrik gemerlap ataukah investasi yang tumbuh dari pengusaha lokal dan UMKM-UMKM yang mulai berkembang. Manakah yang sebenarnya lebih baik? Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal RI tercatat peningkatan realisasi investasi di Sumatera Barat dimana pada tahun 2022 Realisasi Investasi PMA (Penanaman Modal Asing) sebesar US $95.654.000 dan Realisasi Investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) sebesar Rp. 2.559.750.700.000 dan meningkat cukup signifikan pada tahun 2023 dengan realisasi PMA (Penanaman Modal Asing) sebesar US $120.658.500 dan Realisasi Investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) sebesar Rp. 5.473.500.000.000, realisasi investasi terbesar PMDN adalah UMK (Usaha Menengah Kecil) yang menandai pulihnya kondisi ekonomi masyarakat yang sempat lumpuh karena covid-19 pada kurun waktu 2020 – 2022. Realisasi investasi ini juga berbanding lurus dengan menurunnya angka pengangguran yang sempat melonjak akibat covid dan mencapai angka 6,88% ditahun 2020 dan kemudian menurun pada angka 5,79% pada data BPS di februari 2024. Menariknya realisasi dari UMK inilah yang sebenarnya memperbaiki ketimpangan ekonomi dan sekaligus mengurangi angka kemiskinan seperti yang kami uraikan diatas. Menarik kembali diulas, bahwa investasi padat modal dan teknologi namun minim kebutuhan tenaga kerja hanya akan membuat pertumbuhan ekonomi dinikmati kalangan pemodal saja dengan seluruh keuntungan mengalir keluar daerah atau ke kantor pusat pemodal tersebut, sedangkan rakyat hanya akan menjadi penonton dinegerinya sendiri dan semakin memperlebar jurang antara yang miskin dan yang kaya di negeri ini.

Point Ketiga yang dibahas adalah koordinasi antar-Kepala Daerah tak berjalan mulus sehingga pembangunan Sumbar menjadi tak terintegrasi. Bang Two Efly melihat dari faktor banyaknya bupati/walikota yang saat rapat diwakili sehingga beliau melihat ada sumbatan informasi.

Ini menarik dibahas dan dikaji pertama apakah iya terjadi sumbatan informasi, sepertinya nyaris tidak, karena ketika gubernur bertemu langsung dengan eksekutor-eksekutor lapangan di kabupaten/kota yang mewakili bupati dan walikota dalam berbagai rapat dimana para eksekutor tersebut merupakan pimpinan OPD di kab/kota, maka para eksekutor lapangan ini mendengarkan langsung arahan gubernur tanpa perantara dan disinformasi sehingga mereka secara tidak sengaja dan tidak disadari menjadi perpanjangan tangan langsung gubernur kepada masyarakat di kabupaten dan kota dalam menjalan program-program pembangunan dan setiap akhir rapat gubernur selalu berpesan agar mereka melaporkan arahan gubernur tersebut kepada bupati dan walikotanya masing-masing. Komunikasi efektif malah berjalan dengan baik, kita lihat sebagai contoh, pada tahun 2023 sudah 6 kab/kota yang mencapai target kemiskinan ekstrem nol persen dari semula hanya 1 kota. 11 kab/kota menurun sangat siginifkan dan hanya dua kab/kota yang kemiskinan ekstremnya naik. Disamping itu puluhan milyar APBD Provinsi setiap tahun sejak tahun 2022 dialokasikan dalam bentuk Bantuan Keuangan Kepada Kab/Kota untuk membantu pembiayaan pembangunan yang menjadi kewenangan dari kabupaten dan kota tersebut dan ini tentu secara jelas bisa menjadi indikator bahwa komunikasi antara gubernur dengan bupati dan walikota berjalan sangat baik.

Point keempat, yang disebut adalah terputusnya komunikasi dan sinergis antara ranah dan rantau. Sepertinya ini juga harus mempunyai indikator yang jelas, seperti apakah terputusnya komunikasi yang dimaksud, karena puluhan atau mungkin ratusan pertemuan dilakukan gubernur dengan kelompok-kelompok perantau baik di ranah maupun di rantau, gubernur bahkan menjadikan mudik lebaran saat para perantau dalam jumlah besar pulang ke kampung halaman sebagai sebuah target keberhasilan pelayanan pemerintah. Sejak tahun 2022 kondisi mudik lebaran dipersiapkan sebaik mungkin, berbagai upaya dilakukan untuk kenyamanan perantau pulang ke kampung halamannya. Kita lihat bagaimana upaya membenahi kemacetan horor padang bukittinggi disetiap lebaran dengan melakukan rekayasa lalulintas, semata-mata agar perantau dapat dengan nyaman menikmati liburan di kampung halaman bertemu sanak keluarga. Dalam kompasiana 20 April 2023 didapat data angka Rp. 12 trilyun uang yang dibawa perantau berputar di Sumatera Barat pada mudik lebaran tahun 2023.

Kelima, APBD yang kecil karenaGrowthAPBDyear on yearnyaris tak sampai 10 persen. Di sisi lain inflasi dan perubahan harga tumbuh jauh melampaui itu.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini