Erupsi Marapi dan Wisata Mendaki Gunung di Sumatera Barat Awal Abad ke-20

Foto Gusti Asnan
×

Erupsi Marapi dan Wisata Mendaki Gunung di Sumatera Barat Awal Abad ke-20

Bagikan opini
Ilustrasi Erupsi Marapi dan Wisata Mendaki Gunung di Sumatera Barat Awal Abad ke-20

Esok pagi sekitar pukul 5 pagi perjalanan dilanjutkan. Jika berangkat lebih lambat, sering kali puncak gunung tertutup awan.Dari Pagolek’an perjalanan mulai ‘terasa’. Jalan langsung menanjak dan terjal dan menjadi semakin terjal di bagian hutan. Tantangan menarik yang cukup berat selanjutnya adalah pada ruas pendakian terakhir, yakni melawan dinding kawah yang dipenuhi dengan batu dan abu vulkanik. Biasanya setelah berjalan sekitar 2 sampai 2,5 jam para pendaki akan sampai di puncak. Di pucak ini adanya fumarol, kepundan yang mengeluarkan uap dan asap, di mana para pendaki bisa menghangatkan badan dari serangan dingin ketinggian. Disebutkan bahawa kepundan ini memilik diameter 200 meter dengan kedalaman 60 meter dan di dalamnya ada tiga kawah.

Di samping kepundan dan kawah-kawahnya, pesona puncak Marapi juga dilengkapi dengan adanya Puncak Parapatih (Perpatih), puncak teringgi di tepi kawah yang hanya cukup untuk empat orang.

Sensasi lain dari puncak Marapi adalah panorama indah yang mengagumkan, seperti terlihatnya Danau Singkarak, Puncak Gunung Kerinci, hamparan kawasan Tanah Datar, dlsbnya. Dalam perjalanan turun akan kelihatan Kota Padanganjang, danau-danau di sekitar Koto Baru, dan tentu saja dataran tinggi Agam.

Uang tip untuk jasa pemandu dan pembawa barang sebesar f.1,50 per orang dan uang menginap di pesanggrahan f.1,-

Di samping Marapi, ada juga banyak wisatawan yang melakukan pendakian Gunung Singalang. Titik pendakian Singgalang dimulai dari Koto Tuo. Diinformasikan bahwa para pendaki umumnya menggunakan bendi (dan kemudian mobil) dari Fort de Kock menuju nagari tersebut.

Pada tahun 1909 dibangun sebuah pondok (rumah pemberhentian) pada ruas pendakian yang paling terjal, pada’track’ pendakian Singgalang ini. Selanjutnya, para pendaki disarankan memulai pendakian dari pondok pukul 6 pagi dan sekitar pukul 11 akan sampai di puncak.

Pendakian Singgalang sama beratnya dengan pendakian Marapi. Namun dalam perjalanan para pendaki akan disuguhi oleh pesona pepohonan, anggrek dan lumut yang luar biasa indahnya.

Kelelahan para pendaki juga akan terobati setelah sampai di puncak oleh suguhan kolam (telaga) dengan diameter sekitar 200 meter yang damai, tenang, dikelilingi oleh pohon-pohon dengan lumut hijau muda yang panjang, lembut berkibar di angin dingin dan lembab.

Para pendaki sangat disarankan bermalam di puncak Singgalang, di suatu lokasi yang dinamakan Tonggak Pilar. Puncak Singgalang berada pada ketinggian 2890 meter dpl, 200 meter lebih tinggi dari Marapi.

Dari puncak Singgalang bisa pemandangan yang indah seperti Danau Maninjau dan kawasan kawasan sekitar Agam Tuo.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini