Kereta Api Padang - Bukittinggi

Foto Eriandi
×

Kereta Api Padang - Bukittinggi

Bagikan opini
Musibah galodo (banjir bandang dan longsor) sudah sebulan lebih terjadi di Sumatera Barat. Empat daerah terdampak galodo tersebut yakni Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang. Sampai saat ini, jalur Lembah Anai masih dalam pengerjaan perbaikan. Bisa dikatakan jalur Padang – Bukittinggi via Lembah Anai masih putus total.

Untuk kelancaran distribusi barang dan aktivitas masyarakat, pihak terkait mengalihkan jalur dari Padang – Bukittinggi melalui tiga jalur alternatif, yaitu via Malalak, Kelok 44, dan Sitinjau Lauik. Sejak dialihkan, jalur-jalur alternatif tersebut menjadi dipadati kendaraan. Ribuan mobil, truk, dan sepeda motor melewati jalur tersebut, dengan jalur Sitinjau Lauik menjadi yang paling padat.

Beberapa pekan ini, jalur-jalur alternatif tersebut terasa sangat padat. Hampir setiap hari terjadi kemacetan. Penyebabnya adalah melimpahnya volume kendaraan yang melewati jalur sempit tersebut. Belum lagi ditambah dengan kondisi jalan yang berliku dan banyak tanjakan serta turunan yang cukup curam.

Kalaulah ada satu truk yang rusak atau mogok, sudah pasti jalur tersebut macet panjang. Ini dirasakan betul pengendara yang tiap hari melewati jalur Sitinjau Lauik. Ada pengalaman jalan dari Sijunjung ke Padang bisa makan waktu sampai 12 jam.

Jalur Malalak pun demikian. Jika sudah hujan, pengendara was-was. Maklum daerahnya rawan longsor dan terban. Apalagi kurang penerangan. Dari Simpang tiga Malalak sampai ke Padang Lua, jalannya sempit. Bahu jalan banyak berlubang.

Gubernur Mahyeldi mengakui, akibat rusaknya jalan Padang-Bukittinggi via Lembah Anai, Sumatera Barat mengalami kerugian mencapai Rp50 miliar sehari.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu mengkaji ulang reaktivasi jalur kereta api yang ada di Sumatera Barat. Kereta api dapat menjadi alternatif untuk mengangkut barang dan penumpang, sehingga dapat mengurangi kepadatan jalur darat. Jalur kereta api yang ada saat ini perlu dioptimalkan dan diperbaiki, terutama jalur yang terdampak galodo.

Pemerintah jangan hanya kaji-mengkaji saja. Rasanya sudah lama usulan tersebut disampaikan masyarakat. Tapi sampai saat ini masih dikaji-kaji. Saatnya beraksi. Masyarakat Sumbar pasti mendukung.

Reaktivasi jalur kereta api dinilai lebih efisien dan strategis. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pihak swasta melalui skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau investasi langsung.

Dengan mengoptimalkan dan mengembangkan jalur kereta api, diharapkan distribusi barang dan mobilitas masyarakat di Sumatera Barat dapat berjalan lebih lancar dan efisien, serta mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur darat yang sudah sangat padat saat ini. (***)

Bagikan

Opini lainnya
Terkini