Sungkai Green Park, Upaya Menyulap Rimba Menjadi Ekowisata

Foto Melda Riani
×

Sungkai Green Park, Upaya Menyulap Rimba Menjadi Ekowisata

Bagikan opini
Ilustrasi Sungkai Green Park, Upaya Menyulap Rimba Menjadi Ekowisata

Setelahnya, ia coba memberdayakan masyarakat dengan membentuk Kelompok Tani (KT) Hutan dan P4S (pusat pelatihan pertanian dan perdesaan swadaya) Sungkai Permai. KT hutan beranggotakan 10 orang sampai saat ini masih beraktifitas membuat berbagai produk nutrisi dan pemberantas hama tanaman seperti probiotik pertanian, pupuk organik cair dan padat, anti jamur dan lain sebagainya.

Sedangkan P4S beranggota sekitar 30 orang diberdayakan untuk pertanian swadaya, termasuk membuat teh sungkai. P4S ini dibina oleh Balai Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Ada juga kolaborasi dengan pihak Unand dan instansi lain serta relawan. P4S Sungkai Permai yang diketuai oleh Rimbra ini bahkan pernah diapresiasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno dalam sebuah kegiatan UMKM di Kota Padang tahun 2020 lalu. Rimbra saat ini telah mendapat sertifikasi penyuluh pelatih dari BPPSDMP.

Di lokasi ESGP, pada awalnya dikembangkan kembali tanaman sungkai dengan donasi dari berbagai pihak. Selain itu, ia menanam ratusan pohon kaliandra yang memiliki segudang manfaat, termasuk akarnya yang mampu menyerap banyak air. Di lahan itu, ia juga mencoba untuk terus berinovasi. Saat ini, Rimbra tengah mengembangkan ayam dari genetika baru dengan melakukan kawin silang dari ayam bibit unggul. Pola pakannya dibuat dan diatur sendiri.

Sesuai konsep ‘hijau’ yang diusung, Rimbra menjaga ekosistem dengan menghindari pemakaian pupuk kimia agar tanah tidak terkontaminasi. Begitu juga dengan komitmen nol emisi, semua yang dihasilkan dari produksi pertanian dikembalikan ke alam. Seperti bintil akar kaliandra yang dijadikan nutrisi penyubur tanaman, kotoran ternak dijadikan pupuk organik, tanaman yang tersedia dijadikan pakan, dan begitu seterusnya.

“Secara tidak langsung, dengan apa yang kita lakukan, kita sudah menjaga kelestarian ekosistem makhluk hidup di sekitar,” katanya.

Sementara itu, dosen pengampu mata kuliah Seminar Komunikasi Pembangunan Magister Ilmu Komunikasi Unand, Dr.Ernita Arif, MSi mengatakan, Ekowisata Sungkai Green Park sengaja menjadi lokasi tujuan kuliah lapangan karena diharapkan dapat menjadi pelajaran bagaimana penerapan komunikasi pembangunan di tengah masyarakat. Apa yang diperbuat pengelola dengan dampingan dari pihak kampus Unand yang berhasil menyulap lahan kosong atau rimba menjadi produktif bahkan dikelola menjadi ekowisata, diharapkan bisa menjadi motivasi bagi daerah lainnya untuk melakukan hal yang sama. Ernita juga berpesan kepada pengelola untuk memanfaatkan marketing media, termasuk media massa dan media sosial.

“Saya yakin dengan kolaborasi media, ekowisata ini bisa lebih berkembang karena sudah banyak yang berhasil maju berkat bantuan media,” katanya. (*)

Bagikan

Opini lainnya
Terkini