Fenomena Judi yang Kian Menjadi

Foto Novelia Musda
×

Fenomena Judi yang Kian Menjadi

Bagikan opini
Ilustrasi Fenomena Judi yang Kian Menjadi

Di bidang hukum, para bandar judi online yang tertangkap harus dihukum semaksimal dan sesegera mungkin. Instansi-instansi juga telah menerapkan sanksi bagi para pelaku judi online, seperti membatasi akses mereka untuk mendapat berbagai beasiswa dan bantuan sosial.

Lembaga pinjaman online yang ilegal harus ditangani beriringan dengan pemberantasan judi online.

Namun, tentunya tindakan korektif takkan pernah cukup membuat jera, jika sinergitas tidak dibangun di bidang-bidang lain. Pelaku judi yang ketagihan akan basibanak basipakak jika dia masih enteng akses situs judi via VPN.

Cyber security perlu mendapat prioritas sehingga server-server judi online tidak mudah menembus Indonesia. Mudahnya ratusan ribu situs judi online diakses masyarakat, yang walaupun kebanyakan akhirnya diblokir, bukanlah satu kabar yang benar-benar menggembirakan. Hal demikian mengindikasikan kelemahan fatal keamanan digital.

Kebijakan-kebijakan ekonomi berdampak jangka panjang untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat rentan membutuhkan langkah konkrit, agar godaan mendapat uang mudah di jalur judi makin berkurang.

Akhir-akhir ini ada usulan pemanfaatan zakat untuk membantu upaya sosialisasi dan edukasi serta pemberian modal usaha bagi keluarga yang terdampak judi online dan telah jatuh miskin sehingga layak jadi mustahik.

Dengan nalar sederhana saja, pelaku judi online sesungguhnya bisa sadar dari diri sendiri. Judi itu hanya akan menguntungkan bandar, ujung-ujungnya pelaku judi pasti akan tertipu.

Betapapun jeniusnya pelaku judi, sang bandar tiga kali lebih jenius. Alangkah bodohnya jika tipuan ini diikuti sukarela sampai hancur masa depan diri sendiri dan keluarga.

Dan jika di awal-awal berjudi terasa untung, hasil judi adalah uang haram yang suatu saat pasti membawa mudarat, dunia dan akhirat. Tentunya lebih baik menyesal di awal-awal daripada meratap di penghabisan karena kebebalan ulah sendiri.

Der Unterschied zwischen Genie und Dummheit ist, dass Genie seine Grenzen hat, kata pepatah Jerman. Beda antara yang pintar dan dungu itu adalah kepintaran itu memiliki batas.(***)

Bagikan

Opini lainnya
Terkini