Penumpang Kapal Terbang Silahkan Naik

Foto Khairul Jasmi
×

Penumpang Kapal Terbang Silahkan Naik

Bagikan opini
Ilustrasi Penumpang Kapal Terbang Silahkan Naik

Suka saya, “kapal terbang,” bukan pesawat. Dan saya pun naik ke Garuda Indonesia GA 535, Syamsuddin Noor Banjarmasin ke Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Jakarta sebenarnya, tapi sudahlah, terserah saja.

Ini Jumat (12/7), seperti Rabu lalu, lokasi parkir kapal terbang di bandara ini, penuh. Pesawat yang saya tumpangi juga penuh. Lama penerbangan sama dengan Padang ke Jakarta, jika meleset, ya beberapa menit lebih cepat Banjarmasin ke Jakarta.

Di Padang disebut pesawat terbang di sini kapal terbang, walau lidah rakyat di Sumbar tetap saja menyebut kapal terbang atau dalam ucapan cepat, “patabang.”

Inilah kekayaan Bahasa Indonesia, yang kita sering kurang perhatian, sebab ada yang ditugasi khusus untuk memperhatikannya.

Bandara dan ruang tunggu bandara ini luas. Sudah beberapa kali saya ke sini. Terakhir waktu Hari Pers Nasional (HPN) sekitar 4 tahun silam.

Sebelum terbang saya ngopi dulu di bandara sambil mencari-cari dokumen berbahasa Belanda di link pustaka di sana. Dikasih saya kopi hitam, segelas besar. Tak habis.

Saya makan satu roti sabit yang asalnya dari Eropa sana. Isinya coklat yang perlu untuk mengatasi gerd. Cobalah.

Berkali- kali saya meyakinkan diri, pengumuman di sini, memakai “pesawat terbang,” bukan “pesawat.” Untuk itu saya dengar baik-baik.

Dulu sekali di kampung kita ini memang disebut kapal terbang, lalu berganti pesawat terbang atau pesawat saja. Dulu lapangan terbang, diganti orang dengan bandara singkatan dari bandar udara. Internasional, sekarang di Kuala Lumpur disebut “antarbangsa.”

Yang tetap adalah landing dan take off, itu istilah penerbangan. Tapi, saya dengar, “kapal terbang Garuda dari Jakarta, telah mendarat.”

Bagikan

Opini lainnya
Terkini