Jangan Abai Lembah Anai

Foto Eriandi
×

Jangan Abai Lembah Anai

Bagikan opini
Ilustrasi Jangan Abai Lembah Anai

Sekitar tanggal 20-an Juli, jalan Padang- Bukittinggi lewat Lembah Anai segera dibuka. Informasi ini disampaikan langsung Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi saat meninjau progress pengerjaan jalan Lembah Anai yang terputus akibat galodo pada 11 Mei lalu.

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, mengajak masyarakat untuk bersabar menanti selesainya rekonstruksi permanen jalan nasional Lembah Anai.

Sejak terjadinya galodo, pengerjaan perbaikan jalan yang dilakukan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) dan PT HKI tersebut berlangsung non-stop.

Berdasarkan informasi dari pihak BPJN Sumbar, terdapat tiga titik kerusakan yang memerlukan perhatian khusus. Hal ini menjadi perhatian Pemprov untuk membantu agar proses rekonstruksi berjalan lancar.

Bukan tanpa sebab gubernur mengimbau masyarakat untuk bersabar. Sebab, perbaikan tersebut butuh kehati-hatian. Tidak main cepat selesai saja.

Lagipun sejak proses perbaikan berlangsung, banyak merasakan yang tidak sabra mencuri-curi kesempatan untuk lolos melewati jalur Lembah Anai. Bahkan ada yang hafal, jam-jam yang berkemungkinan besar bisa dilalui.

Diakui memang, Lembah Anai merupakan jalur vital bagi masyarakat. Menjadi titik lalu lintas padat antar kabupaten dan provinsi. Sehingga, jalur Lembah Anai menjadi urat nadi dalam kelancaran transportasi masyarakat.

Rusaknya Lembah Anai membuat Sumbar merugi sekitar Rp50 miliar sehari. Bagaimana pun, tidak hanya ekonomi saja, tapi juga pariwisata terdampak imbas rusaknya Lembah Abai.

Lihat saja musim liburan anak sekolah seperti sekarang ini. Semestinya, banyak wisatawan yang datang ke sejumlah objek wisata di Sumbar. Tapi apa dikata, jalan yang tidak sebaik-baik saja, banyak yang enggan untuk datang. Begitu pentingnya jalur jalan nasional Lembah Anai yang terputus sepanjang sekitar 6 kilometer bagi masyarakat Sumatera Barat dan provinsi tetangga tersebut.

Jalan alternatif seperti Sitinjau Lauik dan Malalak pun “ngos-ngosan” menampung banyaknya kendaraan yang melewati. Hampir tiap sebentar terjadi kecelakaan atau kemacetan akibat begitu padatnya di dua jalur tersebut.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini