Mengelola zakat masyarakat banyak ini adalah kepercayaan. Menjaga kepercayaan itu yang agak berat. Kasus ACT menjadi salah satu contoh tidak terjaganya kepercayaan masyarakat. Belum lagi, tudingan pejabat memanfaatkan lembaga zakat untuk mengejar popularitas. Apalagi dekat-dekat Pilkada.
Tidak salah kiranya wapres berharap banyak dari potensi zakat ini untuk membantu pemerintah. Apalagi visi misi ke depan negara ini menuju Indonesia Emas 2024. Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.
Wapres menguraikan strategi pengelolaan zakat tersebut. Pertama, perkuat kelembagaan dan tata kelola organisasi pengelola zakat (OPZ), misalnya dengan merangkul sebanyak-banyaknya lembaga zakat dan memperkuat kapasitasnya agar OPZ lebih profesional dan akuntabel.
Perkuat pendampingan kepada lembaga zakat agar mampu memenuhi standar manajemen mutu lembaga pengelola zakat. Dukungan sumber daya amil zakat yang kompeten juga mesti terus disiapkan, termasuk melalui sertifikasiWapres mengingatkan penyaluran zakat perlu dipastikan tepat sasaran dan tepat manfaat dengan basis data yang akurat, terutama pada program yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan. (***)
