Dunia Wisata Sumatera Barat dalam Travelogue Parada Harahap

Foto Gusti Asnan
×

Dunia Wisata Sumatera Barat dalam Travelogue Parada Harahap

Bagikan opini
Ilustrasi Dunia Wisata Sumatera Barat dalam Travelogue Parada Harahap

Ada sejumlah skenario berwisata yang dikemukakan PH dalam bukunya.

Pertama, bagi wisatawan yang datang dengan kapal dan hanya memiliki waktu dua hari saja (selama kapal lego jangkar di Emmahaven), PH menyarankan dua bentuk wisata. Bagi yang ingin mengunjungi daerah pedalaman maka mereka bisa bertamasya ke Padangpanjang dan Fort de Kock (Bukittinggi). Caranya, setelah turun dari kapal langsung naik kereta api yang terakhir menuju Padangpanjang dan Fort de Kock. Menginap semalam di Fort de Kock dan besoknya, dengan kereta api yang pertama, kembali ke Padang. Alternatif lain adalah hanya berwisata di kota Padang saja. Bagi wisatawan yang memiih alternatif kedua ini, PH menyarankan untuk berwisata ke Apenberg (Gunung Monyet) atau Gunung Padang. PH mengatakan bahwa bukit ini dinamakan Gunung Monyet karena memang ada banyak monyet di sana dan ukurannya besar-besar. Wisatawan yang berkunjung disarankan memberi mereka pisang.

Titik yang paling berkesan di Apenberg ini adalah puncaknya. Dari sini akan terlihat Lautan Hindia yang indah an juga hamparan kota Padang. Di puncak bukit itu ada pondok kecil dan bangku-bangku tempat duduk. PH menyebut bahwa bangku itu penuh dengan tulisan nama wisatawan yang pernah berkunjung ke sana.

Pabrik Semen Padang juga disebut PH sebagai objek wisata. Manajemen pabrik saat itu mengizinkan wisatawan yang ingin berkunjung ke sana (dengan catatan memberi tahu dan minta izin sebelumnya). Lori yang membawa semen dari Indarung ke Teluk Bayur juga disebut PH sebagai suatu suguhan yang menarik.

Di bagian lain bukunya, PH juga menyebut objek wisata batu peringatan (monumen) yang ada di kota Padang. Di samping Monumen Michiels, Raaff dan De Greve. PH juga tertarik dengan Batu Peringatan Kongres Pertama Jong Sumatranen Bond. Bahkan narasinya tentang monumen yang terakhir ini jauh lebih banyak.

Kedua, bagi wisatawan yang memiliki waktu cukup banyak bisa mengunjungi objek wisata yang banyak di daerah itu. Ada sejumlah kota dan daerah yang dijadikan PH sebagai destinasi wisata, seperti Fort de Kock, Payakumbuh, Padangpanjang, Solok, Sawahlunto, Fort van der Capellen (Batusangkar), Maninjau, Kotogadang, Silungkang, Sungai Puar, dan Lubuksikaping.

PH juga memerinci dan menarasikan sejumlah objek wisata yang ada di sejumlah kota atau daerah tersebut. Menariknya, PH membagi objek-objek wisata tersebut dalam beberapa kategori: di antaranya objek wisata alam, buatan, budaya, industri, dan pendidikan.

Objek-objek wisata alam yang yang disajikan PH di antaranya Karbawuwengat (Ngarai Sianok), Danau Maninjau, Danau Singkarak, Puncak Lawang, Air Terjun Sungai Puar, dan Lembah Anai (Anai Kloof).

Objek wisata buatan yang ditampilkan PH antara lain Stormpark dan Jamespark di Bukittinggi,

Objek wisata budaya yang disuguhkan PH adalah Pasar Sabtu Bukittinggi dan Pasar Minggu Payakumbuh. Pasar yang dikatakannya khas dan unik, serta sangat ramai pengunjungnya (dengan jumlah ribuan orang banyaknya). PH juga mengisahkan keberadaan objek wisata budaya kerajinan tenun di Silungkang dan kerajinan tenun, emas serta perak di Koto Gadang.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini