Melihat Dump Truk Bertenaga Listrik di Sinoma Mine Construction China

Foto Werry Darta Taifur
×

Melihat Dump Truk Bertenaga Listrik di Sinoma Mine Construction China

Bagikan opini
Ilustrasi Melihat Dump Truk Bertenaga Listrik di Sinoma Mine Construction China

Operasional dump truk bertenaga listrik juga tidak rumit. Baterai untuk menyimpan energi listrik mencapai 4 ton dengan ukuran 2x 1,5 m di bongkar pasang dengan perangkat canggih di stasiun yang telah disediakan di lokasi tambang. Setelah 9 kali trip pulang dan pergi baterai dump truk diganti dalam waktu kurang lebih dari 5 mening.

Baterai yang diganti untuk diisi ulang di truck batteray station sebanyak 10 % dari seluruh jumlah dump truk yang beroperasi. Dengan kata lain terdapat 10 % baterai candangan untuk semua dump truk yang beroperasi.

Menyaksikan operasional dum truk bertenaga listrik dengan muatan berat yang bunyi mesinnya tidak terdengar keras dan berasap, membuat Dirut PT Semen Padang, Indrieffouny Indra, Komisaris Khairul Jasmi, Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan, Iskandar Z Lubis, Boy Aditya Prakarsa, SVP of Project Management Office, Semen Indonesia terpana dan termenung. Entah apa yang mereka pikirkan. Mungkin terbayang nasib truk distribusi PT Semen Padang yang meraung-meraung dan mengepulkan asap hitam di tanjakan dan tikungan maut Sitinjau Laut, Sumatera Barat. Sepanjang jalan mulai dari Indarung, sampai batas Kota Padang dengan Kabupaten Solok lazim ditemui semakin tinggi tanjakan dan semakin tajam tikungan, semakin keras deru bunyi mesin truk dan semakin banyak pula asap yang dikeluarkan dari knalpotnya.

Muncul pertanyaan kapan penggunaan truk betenaga listrik di Indonesia seperti di China yang sudah mencapai pendapat per kapita sebesar 12,674.900 USD pada tahun 2023. Tentu masih lama lagi, karena kemajuan tekonologi bangsa sering dengan peningkatan pendapatan per kapita. Pada 2023 pendapatan per kapita Indonesia baru mencapai 4,942.36 USD. Artinya, pendapatan per kapita China, 2,5 kali pendapatan per kapita Indonesia. Padahal pada dekade 1970-an, kondisi sosial ekonomi Indonesia lebih baik dari China dan Korea. Sekarang kedua negara tersebut sudah meleset maju dengan teknologi dan sumberdayanya yang inovatif dan gigih.

Dalam perjalanan kereta cepat C1244 High Speed Way Train Hexie dari dari Stasiun Xuzhou sampai Stasiun Xuzhou Dong selama 2 jam, saya dan sobat Khairul Jasmi saling memperlihat data sosial ekonomi antara China dan Indonesia. Ketika muncul petanyaan kapan Indonesia dapat mencapai kemajuan yang telah dicapai China saat ini, kontan Khairul Jasmi menjawab “kalau seperti sekarang juga gonjang- gajing pemerintahan, pendidikan dan penelitian tidak diurus dengan benar, sudah lahir pula anak cucu saya, kemajuan Cina belum juga terkejar. ”

Bagikan

Opini lainnya
Terkini