Sebelum melanjutkan tulisan ini saya hanya mau mengatakan tulisan yang saya tulis tidak untuk mendeskreditkan seseorang atau membela orang lainnya. Tulisan ini murni hanya untuk mengatakan sesuatu yang mengganjal di hati saya. Jumat, 20 September 2024, sehari setelah penangkapan tersangka pembunuh gadis penjual gorengan di Padaang Pariaman, tepatnya di Kayu Tanam, Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono menggelar jumpa pers bersama dengan Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir. Saat memperlihatkan barang bukti (seperti video yang banyak beredar di media antimainstream maupun media sosial), kapolda bingung dengan plastik berbandul batu. Dia menduga itu kecerdikan pelaku yang membuat plastik itu sebagai alat melancarkan aksinya memperkosa lalu membunuh korban. Kapolres yang disampingnya hanya menatap saja, tak pula memberi penjelasan. Mungkin dia juga belum tahu. Jadilah, jenderal berbintang dua ini "dirujak" warga net seperti yang dikabarkan sebuah media online di Padang. Kita tak dapat menyalahkan orang nomor satu di Polda Sumbar ini tentang barang bukti yang "mengherankan" itu. Mungkin, beliau tidak pernah tahu bahwa di ranah minang ini, rata-rata penjual gorengan keliling menggunakan plastik berbandul batu sebagai penutup dagangan yang ditaruh di dalam "tenong". Tenong atau panci berdiameter 30 hingga 45 cm yang tertutup plastik, lalu ditaruh di atas kepala dengan "siguluang" alias kain pembatas antara kepala dan tenong.
Plastik Berbandul Batu dan Kearifan Lokal
Opini lainnya
Dr. Elva Ronaning Roem, M.Si
Srikandi Politik dalam Pilkada 2024: Perspektif Komunikasi Politik dan Persepsi Publik
Srikandi Politik dalam Pilkada 2024: Perspektif Komunikasi Politik dan Persepsi Publik
Sastri Bakry
Menemukan Manusia yang Punya Hati Nurani
Menemukan Manusia yang Punya Hati Nurani
eriandi
Darurat Kekerasan Seksual
Darurat Kekerasan Seksual
eriandi
Penertiban PKL
Penertiban PKL
M. Fajar Rillah Vesky
Diaspora Minang di Golkar Institute
Diaspora Minang di Golkar Institute