Plastik Berbandul Batu dan Kearifan Lokal

Foto Yuni
×

Plastik Berbandul Batu dan Kearifan Lokal

Bagikan opini
Ilustrasi Plastik Berbandul Batu dan Kearifan Lokal
Kapolres yang disampingnya hanya menatap saja, tak pula memberi penjelasan. Mungkin dia juga belum tahu. Jadilah, jenderal berbintang dua ini "dirujak" warga net seperti yang dikabarkan sebuah media online di Padang.

Kita tak dapat menyalahkan orang nomor satu di Polda Sumbar ini tentang barang bukti yang "mengherankan" itu. Mungkin, beliau tidak pernah tahu bahwa di ranah minang ini, rata-rata penjual gorengan keliling menggunakan plastik berbandul batu sebagai penutup dagangan yang ditaruh di dalam "tenong". Tenong atau panci berdiameter 30 hingga 45 cm yang tertutup plastik, lalu ditaruh di atas kepala dengan "singguluang" alias kain pembatas antara kepala dan tenong.

Setelahnya, penjual kemudian berkeliling sambil menyerukan dagangannya. Ada yang meneriakan, "yo pisang goreng jo katan" atau seruan lain, sesuai jenis dagangannya. Ada juga yang tak pakai singguluang, karena terkadang terasa ribet, sering jatuh.

Saya, beberapa dekade lalu, pernah "berprofesi" seperti Nia, gadis cantik, 18 tahun yang diperkosa dan dibunuh pria biadab di dekat rumahnya, di Kayu Tanam saat berjualan gorengan. Saya sendiri telah melakoni berjualan gorengan sejak usia 4 tahun hingga kelas 2 sekolah menengah pertama.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini