Janji Manis Paslon

Foto eriandi
×

Janji Manis Paslon

Bagikan opini

Kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak nasional telah dimulai, tak terkecuali di Sumatera Barat. Sehari sebelumnya, sudah dilaksanakan deklarasi pilkada damai yang diikuti seluruh pasangan calon kepala daerah. Untuk Sumbar ada 56 pasangan calon yang memperebutkan kursi kepala daerah.

Sejak inilah, pasangan calon yang banyak itu mulai menebar janji kepada masyarakat dengan rangkaian sejumlah program. Masyarakat harus hati-hati dalam memilih janji. Jangan sampai terbuai janji manis paslon.

Kampanye pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota merupakan salah satu tahapan penting dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. Kampanye merupakan salah satu tahapan dalam penyelenggaraan Pilkada. Melalui tahapan ini pemilih diajak untuk mengenal dan memahami lebih jauh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota yang akan berkompetisi.

Pada tahapan ini, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota menggunakan metode tertentu untuk menyampaikan visi, misi, dan program kepada pemilih yang bertujuan untuk menarik pemilih dalam menggunakan hak pilih.

KPU Sumbar selaku penyelenggara mengajak para pasangan calon kepala daerah untuk mewujudkan kampanye damai. Hal ini diimplementasikan dalam bentuk deklarasi bersama.

Terwujudnya kampanye yang damai ini pun menjadi perhatian bagi Bawaslu Sumbar. Selaku penyelenggara dalam bentuk pengawasan, Bawaslu pun menggelar deklarasi pengawasan anti hoaks, politisasi SARA dan netralitas ASN.

Deklarasi ini sebagai bentuk membuat komitmen bersama, guna memastikan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah berjalan demokratis, dengan azas langsung umum, bebas, jujur, rahasia, dan adil.

Politisasi SARA dan netralitas ASN, TNI dan Polri merupakan bagian dari ancaman yang harus diantisipasi bersama. Karena dapat mengganggu terciptanya kondusifitas di tengah masyarakat.

Media sosial pun harus menjadi perhatian. Terkadang ada orang-orang yang memanfaatkan situasi untuk mengadu domba pendukung masing-masing pasangan calon. Hal –hal ini perlu diwaspadai.

Pilkada adalah kontestasi paslon untuk menjadi kepala daerah. Pemilu ujiannya. Jika didukung, maka terpilihlah. Akan tetapi, kadang dibawah-bawah ini yang sering ribut. Fanatik berlebihan, padahal paslon yang berkompetisi tenang-tenang saja.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini