Politisasi Kolesterol

Foto Ahmadie Thaha
×

Politisasi Kolesterol

Bagikan opini
Ilustrasi Politisasi Kolesterol

Jadi, bagaimana mungkin kita bisa terus memercayai narasi yang sama selama ini? Mengapa kita masih terobsesi dengan kolesterol ketika ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa penyakit jantung lebih kompleks daripada sekadar menghitung kadar kolesterol dalam darah?

Mitos soal kolesterol ini telah menjadi penipuan besar dalam sejarah medis. Bayangkan ini: industri farmasi telah memeras lebih dari dua triliun dolar dari masyarakat atas nama "pengobatan kadar kolesterol."

Baca juga: Menteri Baru

Padahal, penelitian demi penelitian telah menunjukkan bahwa kadar kolesterol yang tinggi dalam darah bukanlah penanda utama dari serangan jantung atau penyumbatan arteri. Ternyata, semua klaim ini hanya mitos yang didengungkan pabrik obat demi chuan.

Dengan bukti yang terus bertambah, USDA akhirnya mengakui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi kolesterol dalam makanan dan kadar kolesterol dalam darah. Alih-alih berfokus pada kolesterol, para ahli sekarang lebih memperhatikan gula sebagai zat yang perlu diwaspadai dalam diet kita.

Ya, gula itulah penyebab utamanya. Ini mungkin terdengar seperti putar balik kebijakan yang sangat terlambat. Tapi setidaknya kita sekarang tahu bahwa kolesterol bukanlah musuh utama.

Inilah kebenaran yang mengejutkan: tubuh kita sebenarnya justru sangat membutuhkan kolesterol. Kolesterol, kata bu dokter, adalah bahan dasar untuk membuat semua hormon steroid, termasuk estrogen, testosteron, dan kortikosteroid.

Otak kita, yang merupakan pusat dari segala pemikiran dan aktivitas, sebagian besar terdiri dari kolesterol. Selain itu, kolesterol juga memainkan peran penting dalam menjaga fungsi sel saraf.

Lantas, mengapa kolesterol diberi reputasi buruk selama bertahun-tahun? Sebagian besar berasal dari salah tafsir terhadap data ilmiah dan dorongan industri farmasi untuk menjual obat penurun kolesterol seperti statin.

Namun, jika kita mulai memahami bahwa kolesterol tidak berbahaya, justru kita disarankan oleh kedua penulis di atas untuk lebih fokus pada masalah yang lebih besar. Di antaranya, resistensi insulin, yang merupakan faktor utama di balik banyak kasus diabetes, yang menyebabkan penyakit jantung.

Berdasar semua bukti yang ada, sudah saatnya kita berhenti mengkambinghitamkan kolesterol sebagai penyebab utama penyakit jantung. Seperti halnya dalam politik, kita perlu mempertimbangkan fakta dari berbagai sudut sebelum mengambil keputusan.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini