1. Merancang Konsep Manajemen Berbasis Tujuan (Management by Objectives, MBO): Drucker mengembangkan konsep ini untuk membantu organisasi mengatur tujuan yang jelas dan terukur. Menurutnya, tujuan yang jelas memotivasi karyawan dan memberikan arah pada semua level organisasi.
2. Mematrikan Prinsip Knowledge Worker dan Knowledge Economy: Drucker adalah salah satu yang pertama kali mengenalkan konsep “pekerja pengetahuan” (knowledge worker) pada 1959. Ia memprediksi bahwa pekerja yang berpengetahuan akan menjadi aset paling berharga di era informasi, menggantikan pekerja manual.
3. Implementasi dari Customer-Centric Approach: Drucker menekankan bahwa tujuan utama dari setiap bisnis adalah menciptakan pelanggan. Ia percaya bahwa perusahaan harus fokus pada kebutuhan pelanggan dan menciptakan nilai bagi mereka.
4. Pengenalan Desentralisasi: Drucker mempromosikan struktur organisasi yang lebih desentralistik. Ia berpendapat bahwa keputusan yang lebih baik dibuat oleh individu yang dekat dengan situasi atau masalah spesifik, bukan oleh otoritas pusat yang jauh dari operasi sehari-hari.
5. Menekankan Prinsip Tanggung Jawab Sosial: Drucker percaya bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang lebih besar dan harus berkontribusi positif kepada masyarakat, bukan hanya berfokus pada laba. Pandangan ini membantu mendorong kesadaran tentang corporate social responsibility (CSR).6. Efektivitas vs Efisiensi: Drucker sering menggarisbawahi pentingnya efektivitas (melakukan hal yang benar) di atas efisiensi (melakukan sesuatu dengan benar). Menurutnya, manajer yang efektif adalah mereka yang fokus pada tujuan yang benar, bukan hanya menjalankan proses dengan baik.
Pemikiran Drucker sangat berpengaruh dalam berbagai bidang, mulai dari manajemen bisnis, kewirausahaan, hingga ekonomi pengetahuan. Drucker dianggap sebagai perintis banyak konsep yang sekarang menjadi bagian dasar dari ilmu manajemen modern, dan hingga saat ini, karya dan teorinya terus menjadi rujukan bagi para profesional dan akademisi di seluruh dunia. (*)