Hal ini bisa terjadi karena ‘dunia tambang’ sering diselimuti hal-hal yang serba misterius (seperti tidak pernah tahunya pemerintah atau kita mengenai berapa jumlah emas yang telah ditambang, termasuk tambang sebesar Freeport), berapa banyak jumlah tambang, apalagi jumlah tambang illegal, dan siapa saja orang atau berapa banyak penambang yang terlibat dalam penambangan ini (khususnya tambang ilegal). Dalam konteks yang terakhir inilah sesungguhnya ‘induak ameh’ dan roh-roh penjaga emas berwujud ‘oknum’ ini tampil.
‘Induak ameh’ dan roh-roh penjaga emas berwujud ‘oknum’ inilah sesungguhnya pemilik emas di bumi Sumatera Barat dewasa ini. Merekalah yang memberikan emas kepada para penamang, bahkan membiayai peambang.
Sebaliknya, para penambang memberi ‘sesajen’ kepada mereka melalui tenaga, keringat dan pengorbanan berpisah dengan anak-istri. Para penambang pula yang ‘mendarahi’ mereka dengan air mata dan bahkan nyawa. Sebaliknya, ‘induak ameh’ dan roh-roh penjaa emas berwujud ‘oknum’ ini akan membela pihak-pihak lain yang mengganggu para penambangnya.
Apakah kematian Kasat Reskrim Polres Solok Selatan adalah bagian dari upaya ‘induak ameh’ dan roh-roh penjaga emas berwujud ‘oknum’ membela para penambangnya?Walahu a’lam bishawab.