Sebagai alumni SD tentulah tidak sulit bagi saya menghimpun alumni untuk diajak bekerja sama dalam memajukan sekolah yang sama-sama dicintai. Usut punya usut teman alumni sayalah yang membuat penempatan saya di SDN 02 Situjuah Gadang ini.
Ia adalah tokoh masyarakat Jorong Padang Kuniang, yang mana saling membanggakan. Saya bangga padanya karena ketokohan dalam adat dan nagari yang disegani. Ia pun mengagumi saya seorang yang mau berbuat, berjuang demi kemajuan nagari san tentu sekolah yang saya pimpin selama ini tentunya. Apalagi angkatan yang saya ingat pada umumnya sukses, ada yang jadi bidan, kerja kantoran, pengacara, guru, pengusaha, dan tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh untuk membangun kampung halamannya.
Dalam menyampaikan visi dan misi saya berada di SD ini, saya membuat sebuah grup yang saya beri nama Grup “Alumni SD Padang Kuniang.” Di grup ini saya berkeluh kesah bagaimana prihatinya saya terhadap SD saya, atau kita yang saya sebut untuk kepunyaan alumni. Jika tidak ditopang dari siswa yang berasal dari panti Bustanul Ulum Bandar Dalam, sekolah ini hanya punya siswa dari kelas 1-6 hanya lebih kurang 30 orang saja.
Dengan kondisi siswa yang demikian pemerintah tentu tidak memprioritaskan bantuan untuk SD, baik dari segi pembangunan fisik maupun perolehan dana BOS. JIka kita-kita tidak ikut memikirkan keadaan sekolah, bukan tidak mungkin sekolah ini akan di regrouping. Jika itu terjadi maka susahlah nanti anak cucu kita yang berdomisili di jorong Padang Kuniang. Karena SD satu lagi jauh ke arah Gunung Sago.
Dengan berbagai program saya sebagai alumni, kepala sekolah dan guru SD Negeri 02 Situjuah Gadang siap untuk bekerja, jika komite dan alumni mendukung. Apalagi ketua komite juga alumni seangkatan penulis.
Alhamdulillah kami mendapatkan respon yang luar biasa, dukungan mengalir baik dari alumni di kampung maupun yang telah sukses di perantauan. Salah satu program unggulan yang saya kemukakan yaitu program TPQ dan program tahfidz Quran. Dukungan itu ada yang berupa dana maupun fasilitas, seperti Alquran, tikar karpet, maupun donatur tetap untuk gaji bulanan guru TPQ dan guru Tahfidz setiap bulannya.Dengan dukungan yang luar biasa, kami siap launching rumah tahfidz dan program TPQ, yang awal rencananya 10 Agustus, namun dengan berbagai pertimbangan kami undur acara sampai kami berhasil menamatkan beberapa siswa dalam hafalan juz 30 atau saat kami bisa melaksanakan khatam Quran perdana di TPQ sekolah ini.
Akhirnya setelah beberapa bulan saya jalani hari-hari sebagai guru, lambat laun saya merasa tidak ada yang berubah dari kebiasaan saya, mulai dari bangun subuh, siap-siap mendampingi kegiatan tahfidz mulai dari jam 06.00 pagi. Seperti diwaktu masih menjadi kepala sekolah dulu, dan mendampingi mereka dalam kegiatan ekstra seperti drumband misalnya.
Bahkan saya juga selalu berdiskusi dengan ketua komite, dan tokoh masyarakat lainnya yang kebanyakan teman seangkatan saya semasa di SD dulu (satu lokal). Mereka selalu bilang “Kami akan mendukung kamu dengan segenap kemampuan kami”.
Alhamdulillah 1 Oktober kemarin beberapa anak-anak SDN 02 Situjuah Gadang sudah hafal juz 30. Sesuai harapan kami, launching rumah tahfidz sejalan dengan wisuda dan khatam Alquran pertama, insya Allah tahun depan, ( beberapa bulan lagi).