Menjemput Gelar Pahlawan Nasional untuk Chatib Sulaiman

Foto Fikrul Hanif Sufyan
×

Menjemput Gelar Pahlawan Nasional untuk Chatib Sulaiman

Bagikan opini
Ilustrasi Menjemput Gelar Pahlawan Nasional untuk Chatib Sulaiman

Pada pertengahan Januari 1949, Chatib Sulaiman dalam kapasitasnya sebagai Ketua Markas Pertahanan Daerah (MPRD), diberikan mandat oleh Gubernur Militer Mr. Sutan Moh. Rasjid untuk mengemban tugas negara, menghadiri rapat rahasia di Nagari Situjuh.

Bertolak dari Nagari Koto Tinggi dan berjalan kaki sejauh 22,6 kilometer menuju Situjuah Batua, Chatib yang dikawal oleh seorang sipil berangkat membawa dokumen-dokumen penting negara untuk menghadiri rapat besar di Situjuh. Tujuan rapat itu adalah menyusun strategi merebut Kota Payakumbuh dan mengusir tentara Belanda (Zed, 1997).

Namun, tidak seorang pun yang mengikuti rapat rahasia di Lurah Kincia Nagari Situjuah Batuah itu punya firasat buruk jelang Subuh tanggal 15 Januari 1949. Tiba-tiba sepasukan tentara Belanda menghujani rumah Mayor Makanuddin HS dengan senjata mesin.

Seorang Camat Militer bernama Ruslan Saleh dalam Sufyan (2020) memberikan kesaksiannya: “Pada saat yang menegangkan itu, saya melihat Chatib Sulaiman berdiri memegang pistolnya, sambil tangan kirinya menyandang buntalan berisi suratsurat dan instruksi gubernur militer (baca: Mr. Sutan Moh. Rasjid)... Beliau mempertahankan dokumendokumen tersebut matimatian dan memberikan perlawanan dengan menembakkan pistolnya beberapa kali”.

Chatib Sulaiman bersimbah darah pada waktu subuh, tanggal 15 Januari 1949 di Lurah Kincia Nagari Situjuh Batur kecamatan Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh kota. Ia tertembus peluru tajam dari punggung tembus ke jantungnya.

Tidak seorang pun serdadu yang mengetahui sosoknya. Hanya Ruslan yang bersaksi, seorang serdadu membalikkan tubuh pengurus Partai Sosialis Indonesia (PSI) Sumatra Barat yang sekarat itu, kemudian menusukkan bayonet ke jantungnya.

Chatib pun tewas bersama beberapa orang sipil dan militer lainnya, di antaranya Bupati Militer Limapuluh Kota Arisun St. Alamsyah, Letkol Munir Latif, Mayor Zainuddin, Kapten Tantawi, Letnan Anizar, Sjamsul Bahri, Rusli dan Baharuddin.

Jenazah mereka kemudian dimakamkan tidak jauh dari lokasi kejadian, di Lurah Kincia, Nagari Situjuah Batua Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Dari pengabdiannya pada negara hingga tetes terakhir darahnya, sudah selayaknya Chatib Sulaiman dianugerahi Presiden Prabowo Subianto sebagai Pahlawan Nasional pada November 2025 nanti.

*Fikrul Hanif Sufyan adalah penulis dari “Sang Republiken. Biografi Chatib Sulaiman”

Bagikan

Opini lainnya
Terkini