Untuk mendapatkan kandungan kalsium setara dengan satu gelas susu sapi (300 mg), Anda akan membutuhkan sekitar 119 gram daun kelor kering. Jika menggunakan daun kelor segar, jumlah yang dibutuhkan akan lebih banyak karena kandungan kalsium dalam daun segar lebih rendah dari daun yang sudah dikeringkan.
Lalu, bagaimana dengan protein? Tak perlu repot-repot menyedot isi tetek sapi. Telur rebus adalah jawaban murah dan bergizi. Dengan kandungan 6 gram protein per butir, telur juga membawa kalsium, kolin, dan vitamin D. Dikombinasikan dengan daun basil atau kelor, kebutuhan nutrisi anak-anak bisa terpenuhi tanpa harus bergantung susu impor.
Selain telur, ikan menjadi salah satu sumber protein yang sangat baik dan mudah diakses. Beragam jenis ikan menawarkan kandungan protein yang tinggi dengan tambahan manfaat berupa asam lemak omega-3, vitamin D, dan mineral penting lainnya. Sebagai contoh, ikan teri kering mengandung 36 gram protein per 100 gram.
Artinya, hanya dengan 17 gram ikan teri kering, seseorang sudah mendapatkan jumlah protein yang setara dengan satu butir telur. Sementara itu, ikan tuna segar, dengan kandungan 30 gram protein per 100 gram, hanya membutuhkan sekitar 20 gram untuk menyamai protein dari satu butir telur.
Ikan kembung juga merupakan pilihan yang menarik. Dengan 21 gram protein per 100 gram, seseorang hanya memerlukan sekitar 29 gram ikan ini untuk mendapatkan manfaat yang sama seperti dari satu butir telur.
Alternatif lain seperti ikan patin dan lele, meskipun kandungan proteinnya sedikit lebih rendah, masing-masing 17 gram dan 15 gram protein per 100 gram, masih bisa menjadi pilihan, terutama karena harganya yang lebih terjangkau. Untuk menyamai protein dalam satu butir telur, sekitar 35 gram ikan patin atau 40 gram ikan lele sudah cukup.
Selain ikan, ada juga sumber protein nabati yang bisa menjadi alternatif, seperti tempe dan tahu yang terbuat dari kedelai. Tempe, misalnya, mengandung sekitar 19 gram protein per 100 gram. Hanya dengan 32 gram tempe, seseorang sudah mendapatkan protein setara dengan satu butir telur.Begitu pula tahu, meski proteinnya lebih rendah, yaitu 10 gram per 100 gram, tetap bisa menjadi pilihan ekonomis, meski membutuhkan sekitar 60 gram untuk menyamai protein dari satu butir telur.
Pilihan lain yang kaya protein adalah kacang tanah, yang mengandung sekitar 26 gram protein per 100 gram. Untuk mendapatkan manfaat yang sama dengan satu butir telur, hanya diperlukan sekitar 23 gram kacang tanah.
Semua alternatif ini menunjukkan bahwa dengan diversifikasi pangan lokal, kebutuhan protein masyarakat dapat terpenuhi tanpa bergantung secara berlebihan pada telur, apalagi susu impor. Pilihan-pilihan ini tidak hanya lebih ramah lingkungan, tetapi juga lebih mendukung kemandirian pangan nasional.