Tentu semua warisan kolonial ini takkan pernah diketahui sampai kapan pun jika tidak dibuka satu per satu. ”Terabaikannya” banyak sumber kolonial ini tidak hanya kasus Sumbar, tapi Indonesia. Bahkan jika sebagian sudah diarsipkan secara digital, masih banyak yang masih dalam bentuk fisik, dengan ancaman punah atau rusak dalam waktu dekat. Kendala besar pastinya adalah bahasa. Memang mustahil untuk membaca ribuan tulisan dan dokumen tersebut yang dituang dalam puluhan jenis tema berbeda. Akan tetapi, menelaah sebagian kecil saja --yang mungkin tidak akan sampai 1 persen—dari seluruh dokumen yang ada untuk bisa dimanfaatkan bagi kemajuan Sumatera Barat ke depan bukan hal tak mungkin untuk dilakukan, apalagi jika pemerintah serius menaruh perhatian. (*)
Rujukan Masa Kolonial untuk Potensi Mineral, Transportasi dan Wisata Sumbar

Penulis
Opini lainnya
Eriandi
Kabur Aja Dulu
Kabur Aja Dulu
Khairul Jasmi
Minang dan Yerussalem
Minang dan Yerussalem
Hijrah Adi Sukrial
Menguji Kepemimpinan Eka Putra di Periode Kedua
Menguji Kepemimpinan Eka Putra di Periode Kedua
Budi Sanjaya
Semangat Muda di Kepemimpinan Mahyeldi
Semangat Muda di Kepemimpinan Mahyeldi
Oleh: Drs. Jeni Akmal
Belajar dari Seorang Syafruddin Prawiranegara
Belajar dari Seorang Syafruddin Prawiranegara