Tawuran dan Balap Liar

Foto eriandi
×

Tawuran dan Balap Liar

Bagikan opini
Ilustrasi Tawuran dan Balap Liar

Dilantik sebagai Kapolda Sumbar pada 1 Januari 2025, Irjen Gatot Tri Suryanta langsung tancap gas dalam memerangi permasalahan sosial yang meresahkan masyarakat. Setelah mendarat di Ranah Minang pada 4 Januari 2025, hanya seminggu kemudian ia mencanangkan program Sumbar Zero Tawuran dan Balap Liar.

Pada Jumat malam, Irjen Gatot memimpin patroli bersama Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) di beberapa titik di Kota Padang untuk memantau situasi langsung di lapangan. Polda Sumbar berkomitmen menjadikan patroli ini sebagai agenda berkelanjutan demi terciptanya keamanan dan kenyamanan masyarakat. "Kami berjanji untuk terus memantau dan memastikan program ini berjalan dengan baik," tegas Kapolda.

Fenomena tawuran remaja dan balap liar bukanlah hal baru di Sumatera Barat, khususnya di Kota Padang. Aksi-aksi ini tidak hanya meresahkan, tetapi juga menimbulkan korban jiwa. Ironisnya, meski banyak korban berjatuhan, baik luka maupun meninggal dunia, aksi tersebut terus berulang tanpa henti.

Masyarakat merasa serba salah menghadapi situasi ini. Jika tidak ditegur, aksi berbahaya ini berpotensi mengorbankan diri. Namun, jika berani melarang, masyarakat justru menjadi sasaran amarah para pelaku tawuran. Perilaku para pelaku semakin meresahkan, terutama karena senjata tajam seperti samurai, golok, dan celurit sering dibawa untuk menyerang lawan atau bahkan warga yang mencoba melerai.

Salah satu akar masalah dari fenomena ini adalah kurangnya pengawasan dari orangtua. Banyak remaja yang dibiarkan keluar malam, bahkan diberi kebebasan menggunakan sepeda motor tanpa batasan. Tanpa arahan yang tepat, mereka mudah terjerumus ke pergaulan yang salah, mulai dari balap liar hingga tawuran.

Sebagai pelaku utama, remaja ini tidak menyadari dampak buruk dari tindakan mereka. Padahal, setiap kali mereka keluar rumah membawa senjata tajam atau motor berkecepatan tinggi, ada keluarga yang menunggu mereka pulang dengan selamat—sering kali tanpa hasil.

Gebrakan Sumbar Zero Tawuran dan Balap Liar diharapkan menjadi langkah awal yang nyata untuk memberantas masalah ini. Namun, keberhasilannya tidak hanya bergantung pada aparat penegak hukum. Diperlukan kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat dan orangtua, untuk memberikan pengawasan lebih ketat dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi remaja.

Perlu keterlibatan masyarakat, ninik mamak, tokoh dan pemuka agama serta orang tua. Kalau tidak ada keterlibatan unsur tersebut, program bagus yang digagas Kapolda akan sia-sia saja.

Orangtua perlu lebih awas dengan gerak-gerik anak jika sudah mulai menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. Salah satu caranya dengan dengan tidak mengizinkan keluyuran malam-malam.Paling telat jam 10 malam anak sudah ada di rumah. Tak ada alasan apapun. Lalu membatasi penggunaan smartphone.

Semoga dengan adanya komitmen dari Kapolda Sumbar dan dukungan penuh dari masyarakat, Sumatera Barat bisa segera bebas dari aksi tawuran dan balap liar yang meresahkan. Mari bersama wujudkan lingkungan yang aman, damai, dan penuh harapan bagi generasi mendatang. (***)

Bagikan

Opini lainnya
Terkini
pekanbaru