Makna Tarbiyah

Foto Duski Samad
×

Makna Tarbiyah

Bagikan opini
Ilustrasi Makna Tarbiyah

Organisasi Tarbiyah

Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) dan Tarbiyah merupakan dua organisasi Islam yang memiliki akar sejarah dan peran penting dalam pendidikan dan dakwah Islam di Indonesia, khususnya di Sumatera.

Perti didirikan pada tahun 1928 di Sumatera Barat oleh Syekh Sulaiman ar-Rasuli dan ulama lainnya. Organisasi ini lahir sebagai respons terhadap tantangan modernisasi dan kolonialisme serta untuk mempertahankan tradisi Islam Ahlussunnahwal Jamaah dengan pendekatan Mazhab Syafi'i.

Perti dikenal sebagai organisasi Islam tradisional yang berfokus pada pendidikan pesantren dan madrasah berbasis kitab kuning. Mereka menolak ide-ide pembaruan yang datang dari kelompok-kelompok modernis Islam.

Peran dan perkembangan Perti adalah mendirikan banyak madrasah dan pesantren di Sumatera. Pernah menjadi partai politik setelah kemerdekaan, kemudian bergabung dengan PPP (Partai Persatuan Pembangunan) pada tahun 1973. Kini lebih fokus pada bidang pendidikan dan dakwah.

Pada awalnya, Perti adalah organisasi Islam tradisional yang berfokus pada pendidikan berbasis pesantren dan madrasah, terutama di Sumatera Barat.Namun, seiring perjalanan waktu, terjadi perbedaan pandangan di internal organisasi, terutama dalam hal politik dan kepemimpinan. Perbedaan tersebut kemudian didamaikan melalui ishlah untuk menyatukan kembali elemen-elemen yang sempat terpecah, baik dalam konteks pendidikan, sosial, maupun politik. Beberapa langkah yang dilakukan dalam proses islah ini di antaran pendekatan ulama dan tokoh Perti.

Ishlah dilakukan melalui pertemuan antara ulama-ulama senior dan tokoh-tokoh muda untuk mencari titik temu dalam visi keislaman dan perjuangan organisasi.

Lalu, fokus kembali pada penguatan lembaga pendidikan Islam (madrasah dan pesantren) agar tidak terjebak dalam konflik politik. Selain itu, juga melakukan penyesuaian dengan perkembangan zaman. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan pendekatan yang lebih modern, termasuk kurikulum berbasis sains dan teknologi, tanpa meninggalkan tradisi Islam Ahlussunnahwal Jamaah.

Kini, hubungan antara kelompok tradisional dan modern dalam tubuh Tarbiyah Islamiyah lebih harmonis dibanding sebelumnya. Meski dalam politik masih ada perbedaan. Setidaknya dalam konteks pendidikan dan dakwah terjadi sinergi yang lebih baik.

Bagikan

Opini lainnya
arisal aziz
Terkini