Remaja dan Perilaku Menyimpang

Foto eriandi
×

Remaja dan Perilaku Menyimpang

Bagikan opini
Ilustrasi Remaja dan Perilaku Menyimpang

Geger di Pariaman. Sepasang remaja diamankan Polres Pariaman diduga melakukan aborsi. Kedua remaja tersebut dicurigai warga telah melakukan perbuatan aborsi di rumah kosong milik salah satu pelaku. Hingga saat ini, kedua pelaku menjalani penahanan di Polres Pariaman.

Di Gurun Laweh, Padang, beredar video aksi tak elok seorang perempuan dengan menggunakan bra, joget-joget di acara pernikahan.

Aksi tak elok tersebut menciderai kesakralan prosesi pernikahan. Tidak hanya itu, aksi joget-joget itu disaksikan anak-anak yang ada di sana.

Memang, remaja adalah masa pencarian jati diri, penuh gejolak emosi dan dorongan ingin mencoba hal baru. Namun, di balik energi positif itu, tak jarang muncul perilaku menyimpang yang mengkhawatirkan. Penyalahgunaan narkoba, seks bebas, perundungan (bullying), tawuran, hingga kecanduan gawai dan media sosial, menjadi potret nyata penyimpangan remaja yang kian memprihatinkan.

Fenomena ini tentu tak hadir begitu saja. Banyak faktor yang memengaruhi perilaku menyimpang remaja, mulai dari kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua, krisis identitas, pengaruh lingkungan pergaulan, hingga paparan media yang kurang mendidik. Ketika nilai-nilai moral dan agama mulai tergeser oleh budaya instan dan permisif, remaja menjadi kelompok yang paling rentan terpengaruh.

Selain itu, beban akademik, tekanan sosial, dan minimnya ruang ekspresi yang sehat turut mendorong remaja mencari pelampiasan yang keliru. Ironisnya, pelaku dan korban seringkali sama-sama remaja, menciptakan lingkaran kekerasan yang terus berulang.

Mencegah dan menangani perilaku menyimpang remaja tidak bisa hanya mengandalkan sanksi atau pendekatan hukuman. Diperlukan pendekatan yang lebih manusiawi dan edukatif. Keluarga sebagai fondasi utama harus memperkuat komunikasi, memberi kasih sayang, dan menjadi contoh nyata dalam bertingkah laku. Sekolah tidak hanya menjadi tempat transfer ilmu, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan nilai kemanusiaan.

Pemerintah dan masyarakat juga memiliki tanggung jawab besar dalam menyediakan ruang-ruang produktif bagi remaja. Kegiatan ekstrakurikuler, pelatihan keterampilan, hingga program kepemudaan harus terus digalakkan sebagai saluran positif bagi energi mereka.

Perilaku menyimpang remaja adalah peringatan bagi kita semua — bahwa membentuk generasi berkualitas bukan hanya tugas sekolah atau keluarga, tapi tanggung jawab bersama. Ninik mamak, alim ulama, tokoh masyarakat dan pemerintah harus memikirkan jalan keluar ini.

Cukup disayangkan di ranah Minangkabau yang berfalsafah ABS –SBK ini makin hari perilaku remajanya semakin mengkhawatirkan. Mau dibawa kemana Minangkabau nantinya jika hala-hal tersebut tidak lagi menjadi perhatian serius dari seluruh pihak.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini