Kedua, Semua kegiatan mereka sesuai prinsip konservasi & hukum
Ketiga, Mereka peduli kok sama satwa dan kesejahteraan pekerja
Kalimatnya resmi banget sih, tapi tetap aja netizen merasa belum puas. Di era sekarang, klarifikasi bukan cuma soal "nggak terlibat" atau "kami patuh hukum". Orang butuh transparansi. Gimana sih sistem kerjanya? Satwanya beneran dirawat dengan baik? Pekerjanya dapat hak-haknya nggak?
Kenapa Kita Perlu Peduli?
Buat Gen Z, kita hidup di masa di mana akses informasi gampang banget. Jadi wajar kalau makin banyak dari kita yang aware sama isu animal welfare, eksploitasi tenaga kerja, dan greenwashing alias branding ramah lingkungan padahal aslinya... meh.
TSI bisa aja punya niat baik buat edukasi dan konservasi. Tapi kalau ternyata ada catatan hitam di balik panggung? Ya publik juga punya hak buat tahu. Konservasi bukan cuma soal ngasih makan satwa dan bikin kandangnya aesthetic. Tapi juga soal memastikan mereka nggak dijadiin alat cari untung yang nyakitin baik satwa, maupun manusianya.
Gue pribadi percaya bahwa Taman Safari punya potensi luar biasa. Edukasi berbasis pengalaman tuh impactful banget, terutama buat anak-anak. Tapi… kalau tempat yang ngaku “konservasi” malah punya catatan eksploitasi, itu jadi pertanyaan besar. Mau sampai kapan kita percaya branding tanpa ngeliat realitanya?Institusi kayak TSI harusnya lebih terbuka. Kalau emang nggak terlibat, ayo buktiin lewat transparansi. Kasih tahu sistem kerjanya gimana, kesejahteraan pekerjanya kayak apa, dan buka data soal perawatan satwa. Itu baru namanya tanggung jawab, bukan cuma damage control.
Kita Bukan Sekadar Penonton
Kita semua punya peran. Bukan buat nge-cancel, tapi buat ngajak lebih kritis. Kalau memang konservasi penting, kita juga harus pastikan bahwa tempat-tempat yang mengusung nama “edukatif” atau “ramah satwa” beneran ngejalanin itu dengan etika.