Al-Fatihah dibaca ribuan kali, tapi siapa yang benar-benar memahaminya? Kita mengulang doa, namun hati tetap terlena. Begitulah, semakin sering dibaca, semakin sedikit yang dipahami. Nestapa itu ada pada kita. Membaca tanpa merenung, bagai berdoa tanpa harap.
7 ayat yang diulang setiap hari dalam shalat, 17 kali dalam sehari secara terus menerus. Bayangkan, yang wajib saja sudah 17 kali, belum lagi ditambah dengan sunnah, mungkin bisa 25 kali. Dalam sebulan? Setahun? Seumur hidup? Angkanya sudah pasti mencengangkan. Ibaratkan seorang itu berusia 60 tahun yang rajin melaksanakan shalat, ia telah membaca Al-fatihah sebanyak 372.300 kali dalam hidupnya! Namun kenyataannya, semakin banyak intensitas melafalkan, semakin kehilangan esensi hingga pemahaman. Hal ini disebut “paradoks keakraban” semakin akrab, semakin tak terlihat.
Bukan sekadar bacaan. Allah menetapkan sesuatu selalu ada maksud tersendiri. Al-fatihah bukan sekedar bacaan awal dalam shalat, bukan sekadar syarat wajib shalat, tetapi ada satu redaksi yang ingin Allah sampaikan bahwa betapa pentingnya surat ini dalam kehidupan. Bagaimana kita meresapi setiap makna dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dibaca Ribuan Kali, Dipahami Nol Kali?
Polling mini yang saya lakukan di IG story menghasilkan fakta mencengangkan: 72% responden mengaku sering membaca Al-Fatihah tanpa menghayati maknanya. Sedangkan 28% menyebutkan kadang-kadang saja. Real Talk-nya: kita sering membanggakan jumlah bacaan Al-qur’an, tapi abai pada kualitas pemahaman apa yang kita baca.
Ternyata selama ini, kebanyakan kita hanya mengulang ulang bacaan saja tanpa tau makna yang terkandung didalamnya. Padahal ada banyak hal yang terkandung didalamnya. Seperti: Pengesaan Allah SWT., Pengakuan terhadap hari pembalasan, penyerahan diri dalam hal penyembahan dan pertolongan, petunjuk jalan yang benar, dan harapan agar dijauhkan dari golongan yang dimurkai juga dibenci-Nya. 7 ayat yang diulang ternyata memuat segala hal yang menjadi inti dalam kehidupan kita.“Ihdinash shiraathol mustaqim”. Kenapa kita mengulang ulang kata tersebut setiap harinya? Meminta petunjuk kepada Allah agar selalu diberikan jalan yang lurus? Logika saja, apakah selama ini sering melenceng sampai setiap 17 kali sehari harus meminta ditunjukkan jalan yang benar?
Kenyataanya, ini semua tentang apa yang kita ulang setiap harinya, bagaimana seharusnya Al-Fatihah itu dimaknai. Nabi Muhammad SAW. Sudah menyebutkan dalam sebuah hadistnya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim “tidak ada shalat bagi seseorang yang tidak membaca al-fatihah”. Artinya apa? Berarti apa? Nabi ingin memberikan trigger warning bahwa “iniloh pondasi kamu”, “kalau tidak ada ini, semuanya buyar, shalat kamu tidak sah, shalat tidak sah, tiang agama kamu hancur, hidupmu akan berantakan”.
Berani Sentuh?