PADANG - Ema pusing tujuh keliling. Anaknya, Atifa merengek-rengek meminta dibelikan paket internet. Padahal dua hari yang lalu Ema baru saja mengisikan paket internet ke handphone milik anaknya itu.“Senin kemarin sudah diisikan seratus ribu, sekarang minta diisikan lagi, sudah tanggal tua, mau dibeli dengan apa,” keluh Ema kepada anaknya.
Atifa tetap saja merengek. Belajar dalam jaringan (daring) harus segera diikutinya. Jika tidak, pelajaran matematika kali ini akan tertinggal.“Ayo lah Ma, belikan donk,” rengek siswi SMP kelas delapan di salah satu sekolah di Kota Padang itu.
Ema memilih diam. Atifa terus merengek. Jam pelajaran matematika sudah semakin dekat. Sambil menggerutu, Ema pun akhirnya membelikan paket internet untuk anaknya.Keluhan Anto segendang seirama dengan Ema. Pria beranak dua ini mesti membelikan paket internet beserta handphone bagi kedua anaknya itu. Indra dan Indri terpaksa harus memiliki handphone akibat belajar daring semasa pandemi Covid-19 ini. Anto mencari akal agar keduanya anaknya dapat mengikuti belajar daring tanpa saling terganggu.
“Harus bagaimana lagi, langkah satu-satunya membelikan mereka handphone seken (bekas) meski harus nyicil tiap bulan,” ujar Anto.Di masa pandemi Covid-19, proses belajar mengajar di Kota Padang dipindah ke rumah masing-masing. Mempertegas itu, Pemerintah Kota Padang menerbitkan Instruksi Wali Kota Padang pada 15 Maret 2020 lalu. Sejak itu, sekolah ditutup. Anak-anak belajar di rumah secara virtual hingga detik ini.
Proses belajar mengajar tidak lagi tatap muka. Akan tetapi menggunakan perangkat komputer/laptop atau handphone. Tentunya dengan paket internet yang dapat menggerakkan aplikasi ‘meeting’.Tidak saja proses belajar mengajar yang berpindah ke rumah. Orangtua pun kebagian tugas. Mendidik anak sesuai mata pelajaran yang diberikan guru saat belajar daring. Hal inilah yang menjadi keluhan terbesar orangtua saat ini.
“Sudahlah membelikan paket internet dan handphone, kita juga dibebankan untuk mengajar anak di rumah,” keluh Anto.Parahnya lagi, keluhan orangtua ini kerap disampaikan lewat media sosial. Bahkan di Lebak, Banten, orangtua tega membunuh anaknya yang berusia delapan tahun akibat tak mampu belajar online. Kejadian 15 September 2020 lalu itu pun menggemparkan dunia pendidikan.Menyikapi kondisi demikian, Pemerintah Kota Padang mencari akal agar proses belajar mengajar secara daring berlangsung kondusif. Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Padang mencoba menjadi garda terdepan dalam permasalahan belajar online ini. Dinas ini kemudian menggagas pemasangan jaringan internet gratis di masjid dan musala di Kota Padang.Diskominfo Padang menggagas dua program sekaligus. Program GEBUnet serta program FreeNET. Program gerakan menabung seribu rupiah untuk internet (GEBUnet) adalah program unggulan yang menyasar masyarakat. Program ini mengajak setiap pemilik rumah sekitar masjid atau musala untuk menabung seribu rupiah setiap hari. Tabungan atau donasi seribu rupiah ini digunakan untuk membiayai iuran internet setiap bulan yang terpasang di masjid atau musala. Sedangkan biaya pemasangan awal dicarikan Diskominfo Padang dari para donatur.
Program GEBUnet ini sudah berjalan di beberapa masjid dan musala di Padang. Sebanyak empat rumah ibadah sudah dipasangi wifi. Anak-anak pun sudah memanfaatkan jaringan internet dengan belajar di masjid dan musala.Sementara itu, program FreeNET merupakan pemasangan jaringan internet di kantor camat dan kantor lurah di Padang. Sebanyak 50 kantor lurah dan satu kantor camat sudah dipasangi jaringan internet. Setiap warga dibolehkan mendapatkan wifi gratis dari kantor lurah dan kantor camat. Warga yang berada di jangkauan 100 meter dari kantor lurah dan kantor camat bebas mengakses internet.
“Kedua program ini memantik serta mendapat perhatian dari masyarakat. Meski kita tidak mendapat kucuran dana cukup selama tahun 2020 ini, namun kita memaksimalkan pemasangan jaringan internet lewat dana yang ada untuk kebutuhan digital Kota Padang,’ jelas Kepala Dinas Kominfo Kota Padang Rudy Rinaldy.Program internet gratis untuk belajar daring serta peningkatan ekonomi warga ini adalah program yang belum dilakukan oleh daerah lain di Sumatera Barat. Kota Padang satu-satunya daerah yang membantu warganya dengan memberi internet gratis. Hingga akhirnya keluhan warga untuk belajar daring tidak saja sekadar “halu” (halusinasi-pen), akan tetapi telah menjadi kenyataan sebenarnya. (Charlie)