Semua kaum terdidik itu dipastikan suka menulis buku, artikel dan menjadi wartawan. Pejuang perempuan Minang lebih 90 persen adalah penulis dan wartawan. Mereka lulusan Diniyyah Puteri Padang PanjangDi pangkal abad 21 di Padang sudah ada konglomerat pers, bosnya Sutan Maharaja Datuk Bangkit. Salah satu korannya Soenting Melajoe dengan pengasuhnya Ruhana Kuddus
Kaum bapak menyebar kemana-mana terutama di BataviaMasa 1850-an sampai 1950 adalah saat kaum terdidik Minangkabau yang legendaris itu, hadir dan menunjukkan eksistensinya.
Semua ini karena perubahan yang terjadi pasca Perang Paderi. Perubahan itu, ada akses jalan, ada sekolah Belanda, juga pergi sekolah ke negeri Belanda. Kemudian karena peran ulama yang sangat kuat dalam bidang ilmu dan anti penjajahan, serta motivasi belajar ke Mekkah.Tapi, itu doeloe bana sangaik. Kini? Garing. Minangkabau sekarang sudah seperti kincia tuo. Maka mari kita buat kincia baru, atau yang lama itu kita tambah pasak-pasaknya. Minang hebat itu, mesti dikejar, sebab ada di depan, maka itu tugas orangtua mendorong anaknya.
Ntah he banyak kojo nan lain, ko sagalo maha kini, utang banyak lo. Begitu kan??? (*)