PADANG – Meski air genangan banjir sudah menyusut, namun sebagian kondisi korban masih memperihatinkan. Hingga sekarang belum ada pakaian ganti yang bisa dipakai, dan makanan yang mau disantap.
Pantauan Singgalang Rabu (23/3), di RT 1, RT 2, RT 3, dan 4 RW 12 Kelurahan Tunggul Hitam Kecamatan Koto Tangah, dan RT5 RW 02 Kelurahan Kuaro Pagang, Kecamatan Nanggalo Padang.
Baju-baju warga banyak yang hanyut, sebab banjir Selasa (22/3) dini hari yang tinggi airnya sedada orang dewasa, arus deras, dan dekat sungai. Malam itu lampu mati, sejak Selasa pagi PDAM mati.
“Bagaimana mau makan, untuk memasak air tidak ada. Untuk mencuci baju yang kotor air tidak ada. Air sungai keruh pula, tidak mungkin bisa mencuci dan memasak,” kata Ketua RT 3 RW 12 Kelurahan Tunggul Hitam, Juslaini.
Beberapa pihak memang sudah mengantarkan sumbangan berupa nasi bungkus dan pakaian. Tapi belum cukup, sebab nasi cuma untuk sekali makan, dan pakaian cuma untuk sebagian kecil korban.
“Saya saja hingga sekarang masih pakai celana pendek, robek pula, segan kita sebenarnya menemui wartawan dengan celana ini, tapi harus bagaimana lagi keadaan memaksa,” ujarnya.
Menyikapi itu, PDI Perjuangan juga mendirikan posko di sana. Tepatnya di kawasan RT 5 RW 02 Kurao Pagang. Posko itu berdekatan dengan korban-korban di Kelurahan Tunggul Hitam, cuma jembatan kayu yang sudah rusak karena banjir yang memisahkan.
Di posko tersebut anggota Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI P Sumbar, bekerjasama warga setempat. Memasak nasi, lauk-pauk, dan sayur mayur.
Koordinator Posko Baguna PDI-P, Usmar Panjaitan mengatakan, pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membantu warga. Posko akan dibuka dua hari.
“Rencananya posko tenda ini akan dibuka hingga besok (Kamis),” ujarnya. (defil)
