[caption id="attachment_39112" align="alignnone" width="649"]
Keramba Jaring Apung (KJA) Danau Maninjau. (lukman)[/caption]LUBUK BASUNG - Pembudidaya ikan Keramba Jaring Apung Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Agam, mulai mengalihkan usahanya dari danau kembali bercocok tanam komoditi pertanian dan perkebunan.
"Alasannya, karena selalu merugi karena terus-menerus digempur racun belerang berakibat terjadinya kematian masal ikan," kata Ketua Kelompok Tapian Saiyo Tanjung Raya, Naziruddin Selasa (20/12).Alih usaha ke darat itu jelas Walinagari Koto Malintang Nazaruddi Dt. Palimo Tuo, sudah berlangsung semenjak 2015. Hutan rakyat itu ditanam pohon pala, alpokat, cengkih, kulit manis dan lainnya.
Selama 2016 saja berkali-kali diserang tubo balerang berakibat lebih 40 ribu ton ikan mati massal. Alam di Danau Maninjau saat ini sudah bengis, karena itu sudah patut pembudidaya ikan berpikir dan belajar dari alam, alam takambang jadi guru.Namun beberapa pembudidaya ikan yang sempat bercerita dengan Singgalang, Maret 2017 akan akan kembali memulai kegiatan budidayakan ikan di KJA.Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Agam, Ermanto mengakui, Pemkab Agam dalam hal ini DKP telah mengimbau pembudidaya KJA tidak melakukan aktifitas selama Agustus sampai Februari.Namun Ermanto menghimbau, bila kembali akan memulai aktivitas usaha KJA di Danau Maninjau jangan lupa mempedomani petunjuk, guna mendukung program Pemkab Agam dalam rangka usaha menyelamatkan Danau Maninjau dari pencemaran limbah pakan ikan KJA, jelas Ermanto. (lmn)
Editor : Eriandi
