PADANG – Pendataan keluarga yang dilakukan sejak 2004 didasari UU 10/1992. Pendataan ini perlu pengecekan silang dan diakhiri dengan sarasehan. Kegiatan updating pun diakhiri sarasehan untuk mengetahui besaran data melalui verifikasi dan validasi data keluarga pada tingkat RT/RW hingga kelurahan.
“Sarasehan ini jadi ajang untuk mencari solusi terkait permasalahan teknis selama pengisian data secara online. Jangan sampai UPT dan kadernya dirugikan sistem,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Padang, Heryanto Rustam, Rabu (21/12/2017).
Kepala Dinas yang diwakili Kabid Pengendalian Penduduk Wardas Tanjung, menjelaskan sistem bisa saja menolak data atau memberikan data tak sesuai jika diinput dengan cara dan logika yang menyalahi sistem. Sedikit saja salah menginput data, akan terganggu sistem pelaporannya.
Pendataan sesuai kondisi terkini sebagai dasar untuk perencanaan, pengendalian dan penilaian program KKBPK. Data individu didapat secara by name by address.
Pemutakhiran data meliputi melengkapi, memperbaiki, memperbaharui, mencatat, mutasi, mencatat migrasi, dan mendata keluarga baru yang ada dalam basis data keluarga Indonesia. Pemutakhiran melalui kunjungan rumah ke rumah, wawancara dan observasi.
Diungkapkan Wardas singkronisasi pendataan keluarga tahun 2017 mengacu hasil pendataan keluarga 2015. Ada 181.084 keluarga. Target pendataan 2017 ini sebesar 180.492. Kemudian ada tambahan target 13.368 keluarga baru.
Staf Data BKKBN Sumbar, Ilham menyebutkan sinkronisasi data dilakukan hingga 31 Desember 2017.
Ilham mengungkapkan kesalahan saat entry data, ada pesan salah dari sistem saat menguploadnya. Harusnya dibetulkan dulu yang salah tersebut baru diupload.
“Akibat hal ini, data itu ada juga tapi tidak muncul di pelaporan akhirnya. Harus sering cek silang data di halaman 33 ya,” ujar Ilham.
Kesalahan juga busa jika kader memasukkan data baru seperti RT/RW baru. Ini harus dikoordinasikan, dilakukan pengecekan silang. Bisa juga datanya sedang dalam antrean.
Disebutkannya data terkini yang banyak itu Padang Timur (10.829), Lubuk Kilangan (9.929) dan Koto Tangah (7.093), Pauh (6.398), Padang Selatan (4,937) dan Lubeg (3.007). Paling sedikit Kuranji (205) dan Padang Utara (488). Untuk mempercepat sinkronisasi data dia meminta Ka UPT mengirimkan data mereka lewat email. (zul)