RAMALLAH – Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Selasa (20/10) mengatakan rakyat Palestina hidup dalam kondisi yang sulit dan tak terperikan akibat pendudukan Israel, yang berlanjut.
“Meningkatnya pendudukan dan perbuatan bermusuhan pemukim Yahudi adalah alasan utama bagi ketidak-stabilan saat ini,” kata Abbas dalam satu taklimat yang ia selenggarakan bersama timpalannya dari Lithuania Dalia Grybauskaite di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.
“Perbuatan ini, tak-adanya cahaya politik untuk mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh, membawa pemuda kami ke status kekecewaan, keputus-asaan dan ketegangan,” kata Abbas.
Ia menyerukan diciptakannya kondisi yang memungkinkan rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri, memperoleh kemerdekaan dan hidup merdeka berdampingan dengan negara Israel dalam kedamaian dan bertetangga yang baik.
Abbas juga mengatakan ia telah membahas dengan timpalannya dari Lithuania peningkatan ketegangan saat ini, aksi teror dan radikalisme yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina, demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang.
“Posisi kami ialah jelas dan tegas bahwa perlu untuk menemukan penyelesaian politik bagi masalah saat ini melalui dialog, dan mengumpulkan semua upaya untuk menghadapi ekstremisme dan terorisme di wilayah tersebut,” kata Abbas.
Sejak awal Oktober, gelombang ketegangan dan bentrokan rusuh telah berlangsung antara Israel dan Palestina.
Kerusuhan antara kedua pihak sejauh ini telah menewaskan 47 orang Palestina dan sembilan orang Israel, selain melukai lebih dari 2.000 orang, kebanyakan adalah orang Palestina. (*/lek)
Sumber:antara