Penelitian Potensi Gempa dan Tsunami di Mentawai Agar Tak Kecolongan

×

Penelitian Potensi Gempa dan Tsunami di Mentawai Agar Tak Kecolongan

Bagikan berita
Penelitian Potensi Gempa dan Tsunami di Mentawai Agar Tak Kecolongan
Penelitian Potensi Gempa dan Tsunami di Mentawai Agar Tak Kecolongan

[caption id="attachment_8319" align="alignnone" width="3480"]Konsulat Amerika Serikat untuk Wilayah Sumatera di Medan, Indonesia, Y. Robert Ewing, bersama Dosen, Shofwan Karim usai kuliah umum bersama Jubir Kapal Falkor Schmidt Ocean Insti ture Amerika Serikat, Ms Carlie Wiener di Kampus UMSB, Senin (22/6). (lenggogeni)  Konsulat Amerika Serikat untuk Wilayah Sumatera di Medan, Indonesia, Y. Robert Ewing, bersama Dosen, Shofwan Karim usai kuliah umum bersama Jubir Kapal Falkor Schmidt Ocean Insti ture Amerika Serikat, Ms Carlie Wiener di Kampus UMSB, Senin (22/6). (lenggogeni)[/caption]PADANG - Hari ini, kapal riset R/V Falkor milik Schmidt Ocean Institute

(SOI) berlabuh di Teluk Bayur. Setelah hampir 22 hari meneliti di wilayah Sumatra-Andaman, yang sejajar dengan sisi barat Sumatra dan Pulau Mentawai.Dari hasil penelitian tim ilmuwan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Earth Observatory of Singapore (EOS) di Nanyang Technological University (NTU), dan France's Institut de Physique du Globe de Paris (IPGP) diperoleh sangat jelas terlihat fenomena pop-up (fenomena kenaikan tanah) di Pantai Barat Mentawai. Perlu tingkatkan kewaspadaan, tetapi tidak perlu panik.

"Penelitian ini bukan untuk menakut-takuti masyarakat, melainkan memberikan edukasi agar meningkatkan kewaspadaan," tegas Direktur Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Haryadi Permana, Senin (22/6) di sela-sela discussion/presentation and discussion dengan mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Muhammadyah Sumatera Barat (UMSB).Padang merupakan daerah yang sangat menarik dan sudah jelas informasinya. Kini, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa ataupun tsunami.

"Penelitian ini bertujuan, agar kita jangan sampai kecolongan lagi, seperti kejadian gempa disertai tsunami 2004 di Aceh. Padahal sebelumnya, di bulan Januari ditahun yang sama sudah ada seminarnya. Sayangnya, kita tidak respon. Setelah kejadian,peneliti di Aceh merasa sedih karena sempat memberitahu hasil penelitiannya kepada masyarakat," tegasnya.

Peneliti-peneliti handal dari Indonesia, Singapura, Perancis dan Amerika Serikat telah bekerjasama meneliti pergerakan lempeng- lempeng yang terjadi diwilayah tersebut.Dari penelitian terse but, masyarakat tetap waspada, seperti mendirikan bangunan yang tahan gempa ataupun ke arah yang lebih tinggi. Tapi ia menilai, jikalau kota Padang, telah siap menghadapi bencana. (lenggo)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini