[caption id="attachment_32669" align="alignnone" width="600"]
Tradisi balimau. (antara)[/caption]PADANG -Tradisi mandi-mandi atau balimau jelang Ramadhan dinilai punya sisi positif dan negatif oleh Pengamat Sosial Universitas Negeri Padang, Erianjoni.
Positifnya, tradisi balimau merupakan sebuah spirit atau semangat dari masyarakat dalam menyambut bulan suci. Sedangkan dari sisi ekonomi, tradisi balimau mampu mengeliatkan potensi pariwisata serta mendukung ekonomi kreatif di Sumbar."Ketika balimau masyarakat kita sering datang ke lokasi pemandian. Pemadian yang awalnya tak populer jadi populer. Ini satu lagi dampak positif dari tradisi balimau," terang Erianjoni, pada Singgalang, Jumat (3/6).
Sedangkan sisi negatifnya, balimau yang awalnya bertujuan untuk mensucikan diri sudah keluar dari hakekiat sebenarnya."Balimau untuk mensucikan diri, bukan menyucikan fisik semata. Tapi hubungan dengan keimanan, kebersihan hati dalam memasuki bulan suci Ramadhan. Kita saling memaafkan," terangnya.Namun kenyataannya dewasa ini, sering kali masyarakat khususnya remaja berlunau mengotori diri, jelang bulan suci Ramadhan. Dengan mandi bersama di sungai menggunakan pakaian minim dan hal lainnya yang menggambarkan krisis moral."Banyak pelanggaran yang dilakukan remaja ketika mengikuti tradisi balimau. Seperti pacaran, mandi bersama, pulang malam. Semua itu sisi negatif yang bisa mengarah pada maksiat," ujar Erianjoni. (yuke)
Editor : Eriandi
