Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Tukin dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja ASN

×

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Tukin dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja ASN

Bagikan berita
Foto Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Tukin dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja ASN
Foto Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Tukin dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja ASN

OLeh Masrul/Mahasiswa Program Doktor Pascasarjana UNPKinerja pegawai atau karyawan dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kualitas kinerja individu maupun tim berpengaruh terhadap kualitas kinerja lembaga. Ada beberapa bentuk kualitas kinerja individu seperti pengetahuan, kemampuan, motivasi, dan peran. Faktor yang mempengaruhi kualitas kerja tim yaitu keeratan tim, gaya kepemimpinan, kekompakan struktur tim, peran tim dan norma. Kualitas kinerja organisasi dipengaruhi oleh tunjangan/ intensif, lingkungan, kepemimpinan, struktur organisasi pilihan strategi, teknologi, kultur organisasi dan proses organisasi.

Untuk mencapai peningkatan kinerja yang berkualitas maka perlu menerapkan sasaran yang bersifat SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-bound) atasi masalah yang paling urgen terlebih dahulu, berikan tanggungjawab yang jelas untuk setiap pegawai. Pada tingkat individu strategi yang dipaparkan untuk meningkatkan kinerja seseorang dalam organisasi dapat dipakai dan diadaptasi dalam upaya meningkatkan kinerja sehingga terjadi peningkatan yang signifikan yakni seleksi tujuan menentukan area prioritas bagi tindakan, spesifikasi hasil, menentukan target dan standar, penetapan ukuran kerja, menentukan dasar bagi kemajuan yang mengarah pada tercapainya tujuan dapat dipantau, pemantauan, mengkaji kemajuan dan menganalisis umpan balik untuk memastikan target dan standar tercapai, luas proses, mengulangi proses dengan tujuan lain sesuai prioritas.Saat ini masih cukup banyak organisasi yang menilai bahwa tunjangan kinerja merupakan suatu komponen biaya yang perlu diminimalisasi besarannya. Munculnya anggapan seperti itu telah menempatkan tunjangan kinerja sebagai sarana yang dapat meningkatkan perilaku tidak produktif. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya masalah-masalah personal seperti rendahnya motivasi, rendahnya kinerja, tingginya turn over, perilaku tidak bertanggung jawab, dan bahkan perilaku tidak jujur didalam diri pegawai. Untuk dapat mencegah munculnya permasalahan personal dan membesarnya pengeluaran tunjangan kinerja suatu organisasi, maka diperlukan suatu sistem tunjangan kinerja yang adil, layak, dan cost effective. Pada pandangan ini, manajemen kinerja sebagai suatu struktur sistem integratif yang saling berkesinambungan antar aspek. Sehingga, keberhasilan manajemen kinerja ditentukan oleh keseluruhan aspek yang ada dalam suatu organisasi, tidak ditentukan bagian per bagian. Fokus pada proses dan hasil. Manajemen kinerja menjadi suatu sistem yang tidak hanya berorientasi pada hasil (pandangan tradisional). Proses menjadi salah satu aspek penunjang yang penting dalam penentuan hasil yang baik.

Keterlibatan pihak yang berkaitan dalam pencapaian tujuan. Pekerja sebagai subyek utama yang melakukan proses bisnis organisasi secara langsung. Maka dari itu, keterlibatan pihak yang berkaitan (pekerja) menjadi penunjang dalam pencapaian tujuan organisasi. Penilaian kinerja objektif dan mengena pada sasaran. Manajemen kinerja mencakup penilaian kinerja objektif dan sesuai dengan sasaran tiap bagian organisasi yang berkaitan. Akhirnya, hal ini berpotensi pada dampak positif dari penilaian kinerja yang sukses dan terstruktur.Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, ragam tunjangan kinerja yang ditetapkan bagi PNS yaitu gaji, tunjangan, dana pensiun, tabungan hari tua, asuransi kesehatan, tabungan perumahan, asuransi pendidikan, dan bantuan meninggal dunia. Istilah gaji mempunyai pengertian yaitu sebagai bentuk upah kerja/ balas jasa yang diterima pekerja dalam bentuk uang berdasarkan waktu tertentu dan dibayarkan secara tetap. Di Kabupaten Solok, penilaian kinerja diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup) No. 2 Tahun 2020 BAB III Pasal 5 penilaian kinerja pegawai terdiri dari dua bagian yaitu penilaian kinerja berdasarkan kehadiran kerja dan aktifitas kerja. Peraturan tersebut disusun untuk mendukung akuntabilitas disiplin kehadiran kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok dilakukan berdasarkan kehadiran kerja Pegawai ditunjang dengan penggunaan Daftar Hadir Elekronik (face scanning). Diterbitkannya Perbup Nomor 2 Tahun 2020 tersebut merupakan salah satu bentuk sikap pemimpin dalam menjalankan roda organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin dalam upaya mempengaruhi bawahan dengan karakteristik tertentu sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah satunya tergantung dengan seni/ cara memimpinan yang dilakukan dalam menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya untuk melaksanakan apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif atau tidaknya seorang pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya dalam mengelola dan menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi tersebut. Gaya kepemimpinan merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh pemimpin dalam sebuah organisasi untuk mempengaruhi perilaku pegawai untuk bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan seseorang berbeda dengan orang lain karena gaya kepemimpinan identik dengan seni memimpin. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasikan demi mencapai tujuan lembaga.Kepemimpinan merupakan sentral dalam menggerakkan pegawai dan organisasi, tumbuh kembangnya organisasi, mati hidupnya organisasi, senang tidaknya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi yang bersaing. Dari hasil informasi dan data yang diperoleh, karakter dan keteladanan pimpinan dapat mempermudah menimbulkan kultur/ budaya kerja yang positif serta karakter seorang pemimpin yang tegas dalam penegakan aturan sangat menentukan karakter bawahannya. Seorang pemimpin harus dapat melakukan analisis terhadap bawahan dari aspek kepribadian, pengetahuan dan ketrampilan, serta memahami visi dan misi lembaga. Di samping itu, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mengambil keputusan dalam kondisi sulit tetapi harus mengambil langkah-langkah strategis agar lembaga dapat bersaing secar baik dan benar.

Seorang pemimpin merupakan manajer handal yang harus dapat memahami situsi dan kondisi lingkungan kerja dan bawahannya. Servinc, et. Al pada tahun 2018 dalam penelitian yang berjudul European Journal of Contemporary Education volume 7 Nomor 1 menyatakan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan akan dapat membantu pegawai untuk meningkatkan kepuasan kerja, memiliki komitmen terhadap organisasi, menjiwai organisasi dan memiliki kontribusi yang positif terhadap organisasi dalam mencapai tujuan. Jika pegawai merasa senang dalam lingkungan pekerjaannya tetapi jika terjadi mutasi yang diluar perkiraannya, tingkat kelelahan yang tinggi, kurangnya minat dalam bekerja, akan mempengaruhi terhadap jalannya organisasi tempatnya bekerja dari seluruh aspek. Motivasi kerja adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktu untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawab dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.Perilaku seorang pegawai merupakan cerminan paling sederhana dari motivasi dasar yang dimilikinya sehingga perilaku tersebut sesuai dengan tujuan organisasi harus ada perpaduan antara motivasi untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya dan tuntutan organisasi/ lembaga. Motivasi merupakan suatu keadaan dalam pribadi seorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Di tahun yang sama Hasdiah dan kawan-kawan menemukan bahwa indikator motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai mencapai angka 95% terutama tentang upah, tunjangan dan gaj. Pentingnya pemerintah untuk memperhatikan dan memberikan motivasi kepada pegawai yang meliputi: 1) banyaknya upah/ gaji yang diberikan kepada pegawai; 2) tingkat keamanan pegawai; 3) kondisi ruangan bagi pegawai; 4) kebijakan pemerintah yang diberikan kepada pegawai; 5) hubungan kerja pegawai dengan pegawai lainnya; 6) hubungan kerja pegawai dengan pimpinan; 7) tingkat keberhasilan pegawai; 8) rasa tanggungjawab pegawai; dan 9) pengembangan diri pegawai. Perhatian pemerintah pada proses kerja akan optimal apabila pegawai memiliki motivasi kerja yang tinggi dan didukung oleh kemampuan, ketrampilan dan pengalaman kerja yang memadai. Meskipun memiliki kemampuan, pengalaman dan keahlian yang cukup tinggi, sessorang tidak akan mencapai kinerja terbaik apabila tidak ditunjang oleh motivasi kerja dari dalam diri orang tersebut.

Tantangan bagi lembaga instansi pemerintah adalah menyiapkan diri menghadapi globalisasi untuk memperoleh kualitas terbaik dari kinerja pegawai melalui peningkatan motivasi, kepemimpinan yang efektif dan pemberian tunjangan daerah yang mampu meningkatkan kualitas hidup pegawai. Begitu banyaknya masalah yang diajukan maka penulis tertarik memilih dan membahas disertasi ini dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Tunjangan Kinerja Daerah dan motivasi kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok.Menyikapi berbagai fenomena yang terjadi, penulis melakukan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi asosiatif kausal yang digunakan untuk menganalisis, mendeskripsikan dan menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Analisis data digunakan dengan path analysis atau yang dikenal juga dengan analisis jalur. Sampel penelitian diambil dari 92 orang pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok.

Berbagai variabel yang diteliti dalam penelitian ini antara lain Gaya Kepemimpinan (X1) Tunjangan Kinerja Daerah (X2) sebagai variabel (eksogenous), dan Motivasi Kerja (X3) sebagai variabel intervening, sedangkan variabel endogenous (Y) yaitu kinerja pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok. Sampel diambil dengan teknik kuota sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan, tunjangan kinerja daerah (TKD) dan Motivasi Kerja masing-masing berpengaruh langsung positif terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok. Ditinjau dari pengaruh tidak langsung, gaya kepemimpinan dan tunjangan kinerja daerah (TKD) masing-masing juga memiliki pengaruh terhadap kinerja melalui Motivasi Kerja. Secara bersama-sama ketiga variabel yakni variabel eksogen dan intervening, berpengaruh terhadap kinerja pegawai.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan kepada para pengambil kebijakan memperhatikan unsur pimpinan diharapkan dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat dalam memimpin organisasi sebagai daya penggerak roda organisasi untuk mencapai tujuan. Pemberian tunjangan kinerja tidak harus sama jumlah yang diterima pegawai, tetapi harus berdasarkan disiplin kerja, beban kerja, tanggungjawab pekerjaan, kebenaran laporan kerja harian yang dibuat dan sikap patuh kepada pimpinan dalam menjalankan tugas. Kepada para pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok diharakpan meningkatkan motivasi dalam bekerja, berusaha menambah ilmu pengetahuan, mempelajari dan memahami Teknologi Informasi (IT) yang banyak digunakan dalam bekerja saat ini.

Artikel ini ditulis berdasarkan disertasi untuk menamatkan Program Doktor Pascasarjana UNP, Masrul , dengan Promotor 1) Prof. Dr. Phil. Yanuar Kiram, dan 2) Prof. Dr. Syafruddin, M.Pd. 

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini