Pengembangan Model Pembelajaran untuk Tingkatkan Pemahaman Masalah Aljabar Linear Elemeneter

×

Pengembangan Model Pembelajaran untuk Tingkatkan Pemahaman Masalah Aljabar Linear Elemeneter

Sebarkan artikel ini

Oleh Mariam Nasution

Tujuan pendidikan tinggi di Indonesia yang pertama adalah menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Sedangkan yang kedua, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Oleh sebab itu kurikulum yang diberlakukan pada perguruan tinggi mengacu pada kurikulum KKNI ( Kerangkan Kualifikasi Nasional Indonesia) yang didalamnya memuat capaian pembelajaran (learning outcomes) yang merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.

Untuk menjawab berbagai tantangan yang ada diperguruan tinggi maka mahasiswa dipersiapkan dapat berpikir kritis, analitis, sistematis, dan kreatif dan mampu menyelesaikan persoalan hidup yang semakin kompetitif. Salah satu model pembelajaran yang dapat menciptakan mahasiswa dapat berpikir kritis adalah model pembelajaran berbasis masalah. Disisi lain model pebelajaran ini dapat menciptakan kolaboratif antara dosen dan pendidik, antara mahasiswa dengan mahasiswa dalam mencapai suatu tujuan pe,mbelajaran Disamping itu agar pembelajaran mendapat respon yang positip dari mahasiswa, serta merasa dihargai maka perlu dilakukan pemberian reward atau penguatan positif yang mampu meningkatkan minat dan sikap yang baik terhadap pembelajaran yang dilakukan.

Namun, dari hasil beberapa penelitian masih terdapat kendala dalam meningkatkan pemahaman konsep dan pemecahan masalah disebabkan model pembelajaran yang diberikan masih bersipat teacher center yang kurang dapat mengaktipkan daya nalar mahasiswa sehingga hasil belajar belum tercapai secara maksimal. Selain itu, model pembelajaran yang diberikan belum mampu membangkitkan rasa senang dan bangga terdapat apa yang sudah diperoleh mahasiswa disebabkan tidak selalu adanya pemberian penguatan positip pada setiap proses pembelajaran. Tak jarang juga terlihat sikap dan minat mahasiswa yang kurang antusias terhadap terhadap pembelajaran yang diberikan, sehingga berdampak kepada penurunan kemampuan matematisnya.

Baca Juga:  Di Tengah Pandemi Covid-19, Dompet Digital Kian Diminati

Model pembelajaran berbasis masalah dan pemberian reward adalah model pembelajaran yang dikembangkan penulis dalam rangka mengatasi persoalan yang dihadapi mahasiswa seperti kurangnya kemampuan menguasai keterampilan memahami konsep-konsep dasar matematika dan kurangnya menguasai keterampilan memecahkam masalah. Model pembelajaran yang dikembangkan dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah mulai dari sintak pembelajaran, system social, prinsif reaksi, system pedukung,dampak intruksional dan dampak pengiring. Kegiatan yang dilakukan dalam model pembelajaran berbasis masalah dan pemberian reward ini mampu menciptakan adanya kerjasama di dalam kelas. Dari segi paedagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori konstruktivisme. Model pembelajaran berbasis masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh mahasiswa. (Abuddin Nata, 2009:243). Pendapat ini senada dengan yang dikemukan oleh Arend (dalam Trianto, 2011:92), bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan  keterampilan berfikir ke tingkat yang lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.