Penghargaan untuk Legenda Hidup Sepakbola Sumbar

×

Penghargaan untuk Legenda Hidup Sepakbola Sumbar

Bagikan berita
Foto Penghargaan untuk Legenda Hidup Sepakbola Sumbar
Foto Penghargaan untuk Legenda Hidup Sepakbola Sumbar

 [caption id="attachment_49207" align="alignnone" width="904"]Tribute to Suhatman Imam. (*) Tribute to Suhatman Imam. (*)[/caption]

PADANG - Tribute to Suhatman Imam, salah satu rangkaian opening ceremony, Minangkabau Cup 2017, Minggu (12/2) besok di Stadion H. Agus Salim, Padang.“Penghargaan itu diberikan kepada legenda hidup sepakbola nasional itu berkat inspirasinya dalam dunia sepakbola Sumbar dan Indonesia umumnya,” kata Ketua Umum Minangkabau Cup, Tria Suprajeni dalam relisnya ke Singgalang, Jumat (10/2).

Minangkabau Cup, turnamen kolosal dengan kontestan 162 tim kecamatan dari 19 kota/kabupaten di Sumatera Barat.Gubernur Sumbar Irwan Prayitno direncanakan akan membuka resmi turnamen terbesar di Indonesia itu di Stadion Agus Salim.

Pak Haji, panggilan akrab Suhatman, adalah legenda hidup sepakbola Indonesia yang menjadi panutan sekaligus inspirasi banyak praktisi sepakbola. Hampir setengah abad dari perjalanan hidup pria kelahiran Koto Anau, Solok, 26 Februari 1956 itu didedikasikan untuk sepakbola.Tumbuh bersama PSP Padang, pada 1975 Suhatman lolos seleksi masuk Diklat Salatiga dari Wilayah Sumatera. Bergabung di Salatiga, Uda Man – panggilan akrab lain Suhatman lalu masuk radar Wiel Coerver, pelatih asal Kerkrade, Belanda yang ditunjuk menukangi tim nasional Indonesia di era Bardosono itu.

“Dia pemain paling berbakat dengan kemampuan paling komplit yang pernah saya temui,” kata Coerver—yang kemudian menyebut Suhatman sebagai The Wonder Boy.

Menembus skuad tim nasional Indonesia dalam usia sangat muda, 19 tahun, Suhatman bahkan kerap menjadi starter bersama nama-nama besar lain macam Iswadi Idris, Anjas Asmara, Junaidi Abdillah, Suaeb Rizal, Ronny Patti, Ronny Pasla, Risdianto, Waskito, Johanis Auri, Oyong Lisa, Sutan Harhara, Nobon, dan banyak lagi.Suhatman juga menjadi urang awak pertama yang ikut memanggul nama besar Indonesia di berbagai negara. Tak hanya di negeri jiran: Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura, tapi juga menembus Auckland (Selandia Baru), Sydney (Australia), Seoul (Korea Selatan), hingga Barcelona (Spanyol), Budapest (Hungaria) hingga ke pasifik sana, ke Noumea (Kaledonia Baru).

Cedera parah menjadikan Suhatman harus gantung sepatu sebelum usianya, yakni pada umur 22 tahun ketika dia digotong ke luar lapangan saat menjadi kapten Indonesia di Kejuaraan Yunior Asia di Bangkok pada 1978.Tapi, Suhatman tak melupakan sepakbola. Dia menjadi pelatih, sampai menjadi tokoh penting di balik nama besar PSP Padang, Semen Padang, Persebaya Surabaya hingga juga menukangi PSSI Primavera ke Genoa, Italia.

Dalam pembukaan Minangkabau Cup besok itu, Suhatman konon akan diberikan ‘Lifetime Achievement Award” alias Penghargaan Seumur Hidup untuk Sang Legenda Sepakbola Sumbar itu.

Penghargaan datang dari Spartan Enterprise, operator Minangkabau Cup atas nama sepakbola Sumbar. Bentuknya? “Salah satunya sepatu emas,” tambah Ola -sapaan- Tria Suprajeni.Kesimpulannya, bagi warga masyarakat yang ingin tahu dan menyaksikan opening ceremony Minangkabau Cup itu, bisa hadir di stadion kebanggaan urang awak itu, Minggu (12/2) sore. (dede)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini