
PADANG – Songket Silungkang yang berasal dari Kota Sawahlunto mengalami peningkatan penjualan di Kota Padang setelah kabut asap hilang.
“Peningkatan penjualan songket Silungkang mencapai 25 sampai 40 persen. Tapi di waktu kabut asap penurunan penjualan songket Silungkang menurun drastis. Kalau sekarang kabut asap sudah hilang sehingga peningkatan penjualan kembali lagi,” kata Boy Wibisana, pemilik dan penjual songket Silungkang, Senin (16/11).
Pembeli songket Silungkang ini antara lain warga kota Padang, luar kota dan luar negeri.
“Pasar konsumen kami dari luar kota seperti Jakarta dan Surabaya. Untuk luar negeri antara lain Malaysia dan Brunei Darussalam,” ujarnya.
Kebanyakan konsumen yang membeli songket Silungkang tersebut karena harganya menengah yaitu dari Rp500 ribu sampai Rp1,5 juta dalam satu set yang terdiri dari kain dan selendang.
Selain harganya, tampilan, inovasi dan kualitas dari songket Silungkang menarik dan bagus.
“Songket Silungkang ini memiliki motif yang bermacam-macam. Kami selalu menganti motif songket agar konsumen tidak jenuh,”kata dia.
Selain kain dan selendang dari songket Silungkang yang dijual satu set tersebut, ia juga melakukan inovasi dari segi motif dan patron.
Inovasi terbaru yang diproduksinya adalah inovasi songket yang dikombinasikan dengan sulam Koto Gadang dan Sulam Padang. Inovasi lainnya seperti dekorasi, dompet, tas, dan kopiah yang diinovasikan dengan songket.
Selain dipakai pribadi, songket Silungkang juga bisa untuk kado dan seserahan.(aci)
sumber:antara