
PADANG – Gubernur Irwan Prayitno menilai solusi yang tepat untuk ketersediaan listrik di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan bantuan subsidi pemerintah. Pembangkit tenaga surya yang sebelumnya sudah dilakukan dinilai tidak sesuai.
“Bangka Belitung yang juga kepulauan, rasio elektrifikasinya mencapai 100 persen. Listriknya berasal dari PLTD dengan tanggungan APBN. Mentawai, kami harap juga bisa seperti itu,” kata Irwan usai memimpin rapat koordinasi OPD di lingkungan Pemprov Sumbar, Kamis (8/3).
Selama ini listrik di Mentawai dihasilkan 37 pembangkit listrik tenaga surya, sebagian bantuan dari Kementerian ESDM dan sebagian dari pemerintah daerah. Namun berdasarkan informasi di lapangan PLTS tersebut tidak terlalu efektif, meski bisa mendongkrak rasio elektrifikasi Mentawai jadi 43,6 persen.
Sementara pembangkit listrik tenaga biomassa (bambu) baru dimulai pada Maret 2017 dengan pendanaan hibah melalui Millenium Challenge Account (MCA) Indonesia senilai US$12,4 juta dengan pengembang PT Charta Putra Indonesia (CPI).
Saat ini sudah terbangun satu dari tiga pembangkit listrik tenaga biomassa tersebut. Namun, jumlah itu belum mampu mengaliri semua warga Mentawai.
Kepala Dinas ESDM Sumbar Heri Martinus mengatakan bantuan pembangkit listrik untuk Mentawai dari pemerintah pusat saat ini hanya PLTS. Namun karena gubernur menginginkan adanya PLTD, ESDM Sumbar menurutnya akan berupaya untuk mencari dukungan dari pemerintah pusat. (yose)