[caption id="attachment_42397" align="alignnone" width="650"]
Ilustrasi (okezone)[/caption]JAKARTA - Aksi kejahatan kerap meningkat terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri, seperti peristiwa perampokan disertai penggunaan senjata api di Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat dan Karawaci, Tangerang.
"Jadi masalah senpi (senjata api) ini trendnya memang demikian, karena jelang Lebaran itu biasanya aksi kejahatan meningkat," ujar Direktur Eksekutif Pusat Lembaga Kajian Kepolisian (Lemkapi), Edi Hasibuan, Sabtu (17/6)Menurut Edi, penggunaan senjata tajam sekarang ini sudah terbilang cara-cara penjahat tradisional. Kini, zamannya sudah menggunakan senjata api, dan yang menjadi persoalan adalah upaya pengawasan yang perlu ditingkatkan sehingga peredaran maupun penggunaan senjata api ilegal bisa dicegah.
"Biasanya namanya perampok pastinya pakai senjata. Nah, tapi namanya golok itu sudah terlalu tradisional. Jadul. Sekarang mainannya koboy senjata api yah. Sebetulnya apa yang salah di sini adalah kalau kita lihat pengawasan terhadap senjata api yang beredar itu memang harus ditingkatkan," katanya sebagaimana dilansir dari okezone.Kepolisian, sambungnya, harus lebih garang dalam memberantas peredaran senjata api. Pasalnya, hanya dengan Rp25 juta warga sipil sudah dapat senjata api. Hal-hal seperti yang mesti disikat habis oleh kepolisian. (aci)
