Oleh Dr. Anggi Putri Kurniadi, ME
Doktor Kajian Lingkungan dan Pembangunan Universitas Negeri Padang
Berdasarkan hasil penelitian disertasi penulis yang dipromotori Prof. Dr. Syamsul Amar, MS dan Prof. Dr. Hasdi Aimon, M.Si dari Program Studi Kajian Lingkungan dan Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Kajian yang dibahas mengenai pertumbuhan ekonomi hijau, konsumsi biofuel oil, konsumsi fuel oil dan emisi di Asia Pasifik. Kondisi yang terjadi secara umum adalah pertumbuhan ekonomi hijau cenderung mengalami penurunan pada beberapa tahun terkahir yang berimplikasi kepada peningkatan emisi karbon. Selanjutnya, pada saat penurunan pertumbuhan ekonomi hijau, kondisi pertumbuhan konsumsi fuel oil cenderung mengalami penurunan, yang mana hal ini seharusnya berkontribusi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau dan menurunkan pertumbuhan emisi karbon. Keterkaitan antara kondisi tersebut terjadi karena secara rasional akademik, penurunan konsumsi fuel oil akan berimplikasi kepada rendahnya biaya kerusakan akibat emisi karbon dan rendahnya depresiasi terhadap sumber daya alam. Selanjutnya, penurunan pertumbuhan konsumsi fuel oil justru mengakibatkan penurunan pertumbuhan konsumsi biofuel oil.
Kajian literatur terdahulu menemukan bahwa konsumsi energi tidak terbarukan seperti fuel oil mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan (Sebri, 2014; Gülden & Mert, 2014; Omri & Nguyen, 2014). Selain itu, literatur terdahulu mendukung pendapat bahwa konsumsi energi terbarukan seperti biofuel oil mendorong pertumbuhan ekonomi (Muhammad, 2019; Yang et al., 2019; Ben et al., 2017). Selanjutnya, peran energi dalam ruang lingkup ilmu makroekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi dikaji melalui hipotesis pertumbuhan yang menyatakan bahwa konsumsi energi tidak terbarukan (fuel oil) dan terbarukan (biofuel oil) merupakan input penting yang mempengaruhi proses pertumbuhan sebagai pelengkap input tenaga kerja dan sumber daya modal.
Kondisi yang terjadi saat ini terkait dengan penggunaan sektor energi sebagai input dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh sumber energi tidak terbarukan seperti fuel oil, sehingga laju emisi karbon menyebabkan permasalahan terhadap lingkungan dan pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini terjadi pada kawasan Asia Pasifik, yang mana akumulasi emisi karbon yang dihasilkannya terhadap dunia sangat tinggi dibandingkan dengan kelompok negara lain (Ummalla, 2019), yaitu emisi karbon didominasi oleh kelompok negara Asia Pasifik sebesar 51% terhadap total emisi karbon di dunia, sehingga Asia Pasifik merupakan kelompok negara yang berpotensi meningkatkan degradasi lingkungan pada tingkat dunia. Kontribusi emisi karbon yang sangat tinggi pada Asia Pasifik disebabkan oleh permintaan energi tidak terbarukan seperti fuel oil yang lebih tinggi dibandingkan permintaan energi terbarukan seperti biofuel oil. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait persoalan ini, ditemukan bahwa:
Pertama, konsumsi fuel oil meningkatkan emisi karbon karena mendominasinya pemakaian sumber energi tidak terbarukan seperti fuel oil sebagai sumber energi memiliki dampak yang besar terhadap kualitas lingkungan, diantaranya penurunan kualitas udara akibat polusi yang dihasilkannya. Kondisi ini dikarenakan energi fuel oil merupakan salah satu jenis energi yang tidak ramah lingkungan karena penggunaan fuel oil akan membuat kadar CO2 di atmosfer menjadi naik.
Kedua, konsumsi biofuel oil tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap emisi karbon karena total konsumsi energi akhir untuk energi tebarukan masih rendah atau konsumsi energi akhir lebih didominasi oleh sumber energi tidak terbarukan seperti fuel oil. Rendahnya penggunaan energi terbarukan seperti biofuel oil akan sulit untuk berkontribusi dalam mengatasi permasalahan emisi karbon karena relatif tingginya biaya depresiasi sumber daya alam dan biaya kerusakan emisi CO2 akibat konsumsi energi tidak terbarukan. Selanjutnya, penggunaan sumber energi biofuel yang rendah mengindikasi bahwa belum diterapkannya energi alternatif seperti penggunaan energi yang bersih dan efesien secara optimal, sehingga belum mampu memberikan dampak terhadap penurunan emisi karbon.
Ketiga, konsumsi fuel oil menurunkan pertumbuhan ekonomi hijau karena energi fuel oil merupakan salah satu jenis energi tidak terbarukan yang mengandung hidrokarbon seperti minyak bumi yang mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan. Penggunaan energi fuel oil dalam rangkaian aktivitas ekonomi oleh produsen dan konsumen akan menurunkan daya dukung lingkungan untuk saat ini bahkan untuk generasi yang akan dating. Karakteristik dari energi fuel oil adalah energi yang tinggi karbon, sehingga akan menyebabkan biaya kerusakan lingkungan dan biaya depresiasi sumber daya alam yang dihitung dalam konsep pertumbuhan ekonomi hijau.
Keempat, konsumsi biofuel meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau karena energi biofuel oil merupakan salah satu jenis energi terbarukan sebagai energi alternatif yang bersumber dari biomassa yang telah diubah menjadi bahan bakar cair yang bersifat ramah lingkungan. Penggunaan energi biofuel oil dalam rangkaian aktivitas ekonomi oleh produsen dan konsumen dapat menjaga daya dukung lingkungan. Karakteristik dari energi biofuel oil adalah energi yang terbarukan dan ramah lingkungan, sehinnga tidak akan menyebabkan biaya kerusakan lingkungan dan biaya depresiasi sumber daya alam yang dihitung dalam konsep pertumbuhan ekonomi hijau.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka diperlukan upaya pemerintah untuk menurunkan konsumsi fuel oil melalui beberapa rekomendasi kebijakan, diantaranya: